Hai, masa laluku! Apa kabar?
Aku lupa kapan terakhir kali menengokmu. Rasanya sudah lama sekali.
Maaf kalau aku tidak bisa menengokmu sesering dulu. Paling hanya sekali dua kali aku datang menengok untuk mengukur seberapa jauh aku telah melangkah.Â
Hai, masa laluku! Apa kabar?
Aku lupa kapan terakhir kali memikirkanmu. Rasanya sudah lama sekali.
Maaf, bukannya aku tidak rindu. Aku hanya ingin lebih fokus pada apa yang ada di hadapanku. Tenanglah, aku masih memberi sedikit ruang dan waktu untuk rindu.Â
Hai, masa laluku! Apa kabar?
Aku lupa kapan terakhir kali menyalahkanmu. Rasanya sudah lama sekali.
Maaf kalau aku begitu egois. Tentu saja ini bukan salahmu. Semua salahku.
Akulah yang dulu membiarkan hatiku membeku, otakku buntu dan nafsu menguasai serta membutakanku.
Tenanglah, Tuhan masih memberiku kesempatan untuk berubah. Percayalah, ini belum terlambat.Â
10/07/2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H