Mohon tunggu...
Luna Rafi
Luna Rafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Diploma III Prodi Akuntansi di Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Tanggapan Owner Daviena Atas Kontroversi Klaim Kandungan Dalam Produknya

3 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   19:00 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil uji lab skincare Daviena yang tidak terdeteksi kandungan Niacinamidenya

Dalam beberapa tahun terakhir, industri skincare telah menjadi sorotan utama di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Produk perawatan kulit kini bukan hanya sekadar kebutuhan, tetapi telah menjadi bagian integral dari gaya hidup modern. Dari influencer media sosial hingga iklan televisi, produk skincare terus dipromosikan dengan klaim yang menggiurkan. Namun, belakangan ini, kasus Daviena Skincare telah menarik perhatian publik setelah seorang dokter di TikTok dengan nama pengguna "Dokter Detektif" melakukan uji laboratorium terhadap produk mereka.


Latar Belakang Kasus

Kontroversi ini bermula ketika "Dokter Detektif" melakukan uji laboratorium terhadap beberapa produk skincare, termasuk Daviena, yaitu HB Dosting. Hasil uji menunjukkan bahwa kandungan niacinamide dalam produk HB Dosting Daviena tersebut tidak terdeteksi dalam jumlah yang signifikan, yang jelas bertentangan dengan klaim yang dipasarkan oleh Daviena sebagai solusi untuk masalah kulit seperti mencerahkan, penuaan dini, dan hiperpigmentasi. Melvina Husyanti, owner Daviena, merespons dengan mengunggah video klarifikasi di akun TikTok-nya, menyatakan bahwa hasil uji laboratorium dari pihak pabrik menunjukkan bahwa kandungan niacinamide sesuai dengan klaim mereka. Meskipun demikian, kebingungan tetap ada karena dua hasil uji laboratorium menunjukkan informasi yang berbeda.


Respon Owner Daviena

Owner Daviena menyatakan ketidaksetujuannya atas klaim dari hasil uji laboratorium yang dilakukan Doktif pada produk HB Dostingnya yang menyebutkan kandungan Niacinamidenya terlalu sedikit hingga tidak terdeteksi. Melvina Husyanti selaku owner Daviena, menegaskan bahwa ia adalah salah satu pemilik brand skincare yang secara terbuka menyertakan hasil uji laboratorium pada kemasan produknya. Langkah ini diambil untuk memberikan transparansi dan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk mereka telah teruji secara ilmiah.

Ia sangat merasa dirugikan oleh klaim yang menyatakan bahwa produknya mengandung niacinamide dalam kadar yang sangat kecil, owner Daviena pun mengirimkan ulang produk yang dipermasalahkan ke pabrik untuk diuji kembali. Hasil dari uji lab pihak pabrik menunjukkan bahwa kandungan niacinamide pada produk tersebut masih sesuai dengan klaim yang dibuat oleh Daviena.

Kasus ini menarik perhatian publik sehingga memicu perdebatan di media sosial, dengan banyak konsumen merasa bingung mengenai perbedaan hasil uji laboratorium antara yang dilakukan oleh "Dokter Detektif" dan pihak pabrik Daviena Skincare. Diskusi ini mencerminkan pentingnya transparansi dalam industri skincare, terutama ketika konsumen semakin kritis terhadap klaim yang dibuat oleh produsen. 


Tantangan Regulasi

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertanggung jawab untuk memastikan keamanan dan efektivitas produk kosmetik. Namun, kasus Daviena menunjukkan bahwa meskipun produk terdaftar di BPOM, tidak semua klaim dari produsen dapat dipercaya sepenuhnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap klaim pemasaran produk skincare. Perusahaan juga harus menyadari tanggung jawab mereka untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada konsumen tentang bahan-bahan yang digunakan dalam produk mereka. 


Dampak terhadap Kepercayaan Konsumen

Kontroversi ini telah menyebabkan penurunan kepercayaan konsumen terhadap merek skincare secara umum. Di era digital saat ini, konsumen menjadi lebih kritis dan cerdas dalam memilih produk perawatan kulit. Mereka tidak lagi hanya mengandalkan iklan atau rekomendasi influencer; banyak yang mulai melakukan riset mendalam untuk memastikan keabsahan klaim yang diberikan oleh merek-merek tersebut. Ketika konsumen merasa ditipu atau bingung mengenai keakuratan klaim suatu produk, mereka cenderung berpindah ke merek lain yang lebih transparan dan dapat dipercaya.


Kesimpulan

Kasus Daviena Skincare adalah pengingat akan pentingnya kejujuran dalam pemasaran produk skincare. Konsumen berhak mendapatkan informasi yang akurat tentang apa yang mereka gunakan pada kulit mereka. Di sisi lain, merek-merek harus menyadari bahwa kredibilitas mereka sangat bergantung pada kepercayaan konsumen. Dalam industri yang semakin kompetitif ini, transparansi dan integritas akan menjadi kunci untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan kulit dan keamanan produk, penting bagi semua pihak baik produsen maupun konsumen untuk berkomitmen pada praktik yang etis dan transparan. Kontroversi seperti kasus Daviena seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pelaku industri untuk terus berinovasi dengan integritas dan tanggung jawab sosial.


Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun