Mohon tunggu...
Luna Aurelia
Luna Aurelia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dinamika Agrikultur : Deforestasi Hutan menjadi Kebun Sawit

29 Maret 2024   09:47 Diperbarui: 29 Maret 2024   09:59 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikutip dari artikel yang dipublikasi oleh DGB group, faktor utama terjadinya deforestasi di Indonesia adalah agrikultur. 

Penggundulan hutan untuk membuat perkebunan kelapa sawit menjadi semakin lazim ditemukan. Menurut BPDP sawit pada 2022, hasil audit menemukan bahwa terdapat 16,8 juta ha kebun sawit di Indonesia. 

Luasnya perkebunan sawit tentunya berkaitan erat dengan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia.

 Tak jarang kita jumpai makanan-makanan khas Nusantara yang diolah menggunakan minyak, produk kecantikqn yang menggunakan minyak, dan bahkan sumber energi ‘ramah lingkungan’ yang berbahan dasar minyak.

 Oleh karenanya, untuk memenuhi permintaan yang ada, lahan hutan sedikit demi sedikit terkikis.

Sumber: National Geographic Indonesia, 2021
Sumber: National Geographic Indonesia, 2021

Perkebunan minyak kelapa sawit kerap kali dikaitkan dengan kekeringan, meski belum ada penelitian yang mampu membuktikan hal tersebut, perlu kita ketahui bahwa sifat kelapa sawit yang merusak biodiversitas menjadi ancaman nyata terhadap kesehatan lingkungan. 

Hal ini berbeda dengan hutan yang memiliki lebih banyak manfaat bagi lingkungan. Hutan menjadi habitat bagi banyak flora dan fauna, hutan juga terkenal sebagai penyuplai oksigen yang luar biasa serta berkemampuan untuk menjaga kesuburan tanah. 

Maka dari itu, kita tidak dapat terus melakukan deforestasi demi perluasan area perkebunan minyak kelapa sawit.

 Kita membutuhkan hutan, dulu, kini, hingga di masa yang akan datang. 

Perlu energi alternatif yang mampu mensubstitusi penggunaan minyak kelapa sawit guna mendukung gaya hidup berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun