Ketika aku dari sekian banyak manusia di dunia
Hari ini---sekali lagi--- kamu menjalani serangkaian aktivitas yang padat. Ketika malam menjemput, pikiran liar mulai membawamu terperangkap ke dalam dunianya.Â
Mengusik dengan berisik, menyelipkan pertanyaan yang sama...
"Apa yang sudah aku lakukan selama hidupku? Habis itu, mau ngapain lagi?"
"Sebenarnya untuk apa aku melakukannya? Apakah aku semakin dekat dengan apa yang ingin kulakukan selama ini?"
Di antara lautan manusia, setiap dari mereka memiliki dorongan untuk mencari jati diri yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dalam perjalanan mencapai versi yang kamu inginkan, kamu akan dihadapkan dengan berbagai kebutuhan untuk bertahan, situasi yang ada di hadapan kamu, dan tekanan dari ekspektasi sosial.
Perubahan ini bisa membuat kamu merasakan perasaan,seperti:
Kecemasan karena kamu membandingkan makna keberadaanmu dan peran yang kamu miliki dalam lingkungan saat ini. Kemudian membandingkannya dengan saat kamu bekerja di masa lalu mu.
Ketakutan jika kamu terus seperti ini, kamu tidak bisa meraih materi yang dapat menunjang kebutuhan hidup mu.
Antisipasi tindakan yang dapat kamu lakukan secara berbeda untuk menghasilkan wadah interaksi yang lebih baik dari kemarin. Perkembangan yang dapat kamu rasakan, yang dapat orang lain rasakan, bersama-sama saling tumbuh dan berkembang.
Aku menjadi bagian dari dunia
Manusia belajar dari pengalaman, lalu membungkus pengalaman tersebut menjadi suatu makna baru dalam hidupnya.
Kita tidak hanya belajar masa lalu dari pengalaman pribadi, tapi juga pengalaman yang terhubung dari darah daging kita. Setiap 17 Agustus kita bersama memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia. Di zaman kemerdekaan, seluruh rakyat Indonesia bersatu untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah.Â