Ada yang menarik dibalik sinema layar lebar bernama Soekarno produksi MVP Pictures yang dipersengketakan oleh Ibu Rachmawati Soekarnoputri mewakili Yayasan Pendidikan Soekarno.
[caption id="attachment_283992" align="aligncenter" width="600" caption="desain situs elegan (filmsoekarno.com)"][/caption]
Tengoklah betapa indah situs internet yang mempromosikan film “Soekarno : Indonesia Merdeka!”. Fasilitas yang ditawarkan seperti Sinopsis, Pemain, Gallery dll membuat pengunjung bisa menelusuri dengan mudah informasi yang ditawarkan. Apalagi ada sambungan dengan media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram. Artinya siapapun yang menginginkan informasi terbaru mengenai film tsb bisa dengan mudah memperolehnya secara aktual di lapak yang bersangkutan.
[caption id="attachment_283993" align="aligncenter" width="640" caption="situs akademis universitas bung karno (www.yps.ubk.ac.id)"]
Sekarang marilah kita melihat ke situs Yayasan Pendidikan Soekarno. Apabila mengetik di situs pencari maka akan diarahkan kepada alamat akademis dunia maya Universitas Bung Karno. Adapun isinya lebih dominan pada informasi mengenai kegiatan Ibu Rachmawati Soekarnoputri selaku Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Soekarno. Bukankah seharusnya sebuah situs akademi berfungsi sebagai media informasi para peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di instansi yang bersangkutan?
[caption id="attachment_283994" align="aligncenter" width="600" caption="situs perusahaan multivision plus (www.multivisionplus.co.id)"]
Nah, bagaimana dengan situs internet produsen film tsb? Silakan menuju ke multivisionplus.co.id Multivision Plus yang didirikan oleh Raam Punjabi adalah perusahaan yang dikenal sebagai pembuat sinetron kejar tayang yang laris manis ditonton jutaan orang Indonesia. Hampir tidak ada stasiun televisi yang tidak menyiarkan sinetron produksi MVP. Anehnya, situs perusahaan sekelas MVP tidak sedemikian wah seperti situs produksi filmnya. Masih terpampang dengan jelas poster promosi pra produksi film Soekarno. Di bagian atas poster tersebut ada logo Yayasan Pendidikan Soekarno. Informasi yang disajikan situs MVP juga teramat sederhana. Hanya ada galeri gambar-gambar poster film yang telah diproduksi dan sekilas info perusahaan. Terlihat jelas informasi yang ada sudah lama tidak diperbaharui.
[caption id="attachment_283995" align="aligncenter" width="600" caption="situs pengadilan negeri jakarta pusat (pn-jakartapusat.go.id)"]
Yang paling unik dan menggelitik sebenarnya adalah situs internet pengadilan tempat diperkarakannya film ini. Ya, situs Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selain kurang elok dipandang mata (kalau tidak bisa dibilang biasa-biasa saja) maka fasilitas yang ada untuk mencari perkara terlihat kurang berfungsi dengan baik. Cobalah anda mencari informasi mengenai kasus gugatan Ibu Rachmawati Soekarnoputri tsb maka pasti tidak akan ketemu.
[caption id="attachment_283996" align="aligncenter" width="600" caption="hasil penelusuran perkara di situs pn jkt pst (pn-jakartapusat.go.id)"]
Bukankah seharusnya situs internet menjadi media komunikasi mengenai informasi apa saja sesuai dengan tujuan yang bersangkutan tanpa mengesampingkan norma-norma dunia maya?
Kecuali dengan situs film tsb, ada apa gerangan yang terjadi dengan situs-situs ini? Namanya juga misteri.
Selamat sore INDONESIA.
Artikel seputar Film Soekarno :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H