Mohon tunggu...
Andee Meridian
Andee Meridian Mohon Tunggu... -

the gembel mancanegara\r\n\r\npenggemar SBN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bangku Kayu Paling Hangat (I)

7 Juni 2012   17:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekalipun engkau tak lagi menghuni kamar apartemen di lantai ke berapa --- karena memang aku belum sempat menanyai letak kamar apartemenmu ---. aku tetap menunggumu di halte depan pagar apartemen bercat biru langit itu.

biasanya aku menunggumu dengan durasi 2 batang rokok. alasannya adalah rute kita untuk menuju bangku kayu paling hangat di tepi sungai nam. Rute itu pula yang bisa menghindarkanku dari incaran rekan-rekan sepermabukan. meski mereka penganut paham susah-senang kita terbang bersama, demi sabtu malam yang akan menghangatkan bangku kayu itu, aku membelot dan mangkir dari konferensi meja bundar berhiaskan soju yang selalu mereka gelar di malam akhir pekan.

Begitupun engkau, setia dengan berpura-pura sakit sedari sabtu pagi atau sekedar berucap “ mianhaeyo “ untuk mengurungkan niatan pria berkulit kuning yang akan mengajakmu bertamasya malam bertemakan lampu kota yang serba terang. engkau akan muncul dari balik pintu utama apartemen yang jumlah lantainya selalu gagal ku hitung. aku yang sengaja tak mengalihkan pandanganku dari pintu itu ketika menantimu dengan durasi 2 batang rokok; akan melihatmu datang mendekat dan terus mendekat sampai engkau hidangkan senyuman bibir bergincu untuk menghilangkan sepah lidahku yang mengecap 2 batang waktu untuk menunggumu.

Setelahnya engkau langsung mengajakku menyusuri rute favori kita. selalu seperti itu, tanpa memberi kesempatan bokongmu duduk di kursi halte barang sebentar untuk kemudian menanyakan berapa lama waktu aku menunggumu. tanpa pula engkau memulai mengajakku dengan panggilan ‘dik’, meskipun sudah terlampau sering aku melayangkan protes atas panggilan ‘dik’ untukku.

Minimarket yang terhimpit toko roti dan kedai minuman akan menjadi persinggahan pertama kita . dua botol soju untukku, 2 kaleng orange juice untukmu dan 5 bungkus snack bergambar bunga matahari menjadi kesepakatan untuk kita kunyah bersama di sela-sela percakapan kita di tepi sungai nam nanti.

[caption id="" align="aligncenter" width="275" caption="koreatravelpost.blogspot.com"][/caption]

Halte bus dan penantian, rute dan perjalanan, mini market dan perbekalan. serta bangku kayu hangat dan riak sungai nam menjadi bagian dari jodohmu di bulan Juni. Sedang aku adalah penghulu yang mempertemukanmu dengan jodoh-jodoh paling menyenangkan setelah april dan mei yang penuh ketidak-pastian. Kerja, belajar bahasa korea, akhir pekan bisu bersama pria korea yang engkau sebut sebagai ketidak-pastian yang menjemukan itu.

Di bangku hangat kita, aku akan membiarkan tubuhku tak berbaju ketika sebotol soju membuatku berkeringat. Membiarkan angin malam membagi aroma tubuhku yang beraroma parfum sakura. Mengajakmu menertawai tulang-belulang igaku yang transparan karena tak ada daging yang bisa menyembunyikannya. Seusai tawamu redam, engkau menginginkanku bercerita tentang alasan paling sederhana aku meninggalkan rumah. Dengan menyamar sebagai seorang kakak perempuan, engkau benar-benar memaksaku untuk mengudar kata.

Enaknya dibikin berkabung eh….bersambung aja yah…..

Catatan sikil :

1.Sungai nam : ada di Kota jinju ( gak tau jinju ? ). Jinju ada di korea kidul

2. mianhaeyo : maaf

3. soju : arak

*Kota tua sacheon (Korea Kidul ) : 2012-o6-4 hari 4 malam jelang kepulangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun