Dalam 10 tahun terakhir, industri perfilman didominasi genre comic/superhero based action, termasuk di Indonesia. Genre tersebut akhirnya didominasi oleh Marvel karena mampu menarik penonton dari semua kalangan dan menjadi ikon pop culture.
Alasan utama Marvel sukses di pasar perfilman karena bisa mengenalkan konsep di mana untuk setiap filmnya selalu berkaitan, yang akhirnya disebut sebagai Marvel Cinematic Universe atau MCU.
Sejak itu, tren yang dibuat MCU akhirnya membuat banyak jenis cerita atau tokoh yang cukup terkenal di ranah pop culture, diangkat ke layar lebar.
Lalu mulailah melakukan produksi film tersebut dengan cara yang serupa, salah satunya DC Comics dengan DC Exteded Universe atau DCEU sebagai formasinya, dan Dark Universe dari studio Universal Picture.
Meskipun ada beberapa film yang dianggap blunder dan overrated, MCU tetap menjadi pilihan utama penonton dalam film comic/superhero based action karena bisa menampilkan dan menjelaskan film-film yang sifatnya keberlanjutan atau kalau saya sendiri punya ucapan khususnya, yaitu continous-linear timeline.
Kesuksesan besar MCU dalam cerita Infinity Saga-nya membuat studio dari Disney tersebut menjadi lebih berani dalam membuat rencana besar untuk saga selanjutnya dan saat perilisan film sekaligus serial untuk "phase 4".
Sudah jelas MCU akan membawa unsur cerita yang sangat populer di kalangan pecinta komik, yaitu Multiverse.
Unsur Multiverse sebenarnya sudah lama dijadikan bahan untuk membuat plot besar. Unsur tersebut sangat populer bagi Marvel Comics dan juga DC Comics. Kosep Multiverse dalam komik pada dasarnya adalah adalah "sekelompok alternatif Bumi atau planet yang serupa tetapi berbeda".
Pertama kali Marvel mengenalkan unsur Multiverse pada tahun 1971 di komik Avengers isu nomor #85-86, dimana para anggota Avengers bertemu dengan sekelompok pahlawan dengan The Squadron Supreme, yang sebenernya adalah kelompok penjahat dengan nama Squadron Sinister.
Namun, konsep Multiverse dijelaskan secara mendalam dan diperluaskan diceritakan di komik What If, seri yang menampilkan realitas alternatif. Seri What If telah memiliki lima volume sepanjang tahun, mulai dari seri jangka panjang hingga mini seri pendek.