"Wrestling is Fake"
Kalimat yang membuat pro wrestling selalu dianggap remeh, tidak diakui sebagai olahraga "asli", "kumpulan para sirkus". Ya mungkin itu ada benarnya juga. Namun, mungkin saja orang-orang yang beranggapan seperti itu belum sadar bahwa pro wrestling, memang awalnya sebagai hiburan.
Sekitar tahun 1860-1870 di Amerika Serikat pro wrestling adalah bentuk hiburan yang dapat ditemukan di karnaval dan hiburan para turis. Kebanyakan atlet gulat berasal dari pelajar guna mencari uang cepat. Seiring waktu, Pro Wrestling mulai tumbuh menjadi acara sosial yang sangat populer.
Memasuki tahun 1900-an, Pro Wrestling sama populernya dengan tinju dan baseball. Frank Gotch dan Martin Burns adalah tokoh dibalik perkembangan bisnis Pro Wrestling pada saat itu. Namun, munculnya kabar bahwa Pro Wrestling adalah olahraga yang sudah "diatur".
Meskipun rumor tersebut selalu diacuhkan, atau bahkan diakui, hal tersebut membuat popularitas Pro Wrestling menurun dan kalah dengan olahraga tinju.
Sekitar tahun 1920-1930, Ed Lewis, Billy Sandow, Toots Mondt yang akhirnya dikenal sebagai "Gold Dust Trio" membentuk promosi pro wrestling dengan "bungkusan" atau pendekatan yang menarik, seperti gerakan "spesial", kompetisi antar grup atau "tag" dan juga "strategi" di luar ring seperti menghasut wasit.
Pendekatan ini sampai sekarang masih ada pengaruhnya di berbagai promotor lainnya seperti WWE, AEW, atau NJPW, bahkan dianggap sebagai "Modern Pro Wrestling".
Popularitas pro wrestling era trio ini kembali naik, dan hal tersebut banyak promotor baru pada saat itu menggunakan cara yang sama hingga akhirnya membuat persaingan dalam menaikan popularitas di industri pro wrestling dan terbentuknya "National Wrestling Association" atau NWA pada tahun 1901 sebagai federasi pro wrestling yang mengatur administrasi dan lisensi keberlangsungan promosi pro wrestling yang tersebar di wilayah Amerika Serikat.
Atribut pakaian, face make up juga diperhatikan, bahkan saat meneriakan catchphrase atau slogannya juga harus unik dan sesuai dengan kepribadian gimmick nya saat berada di ring untuk membuat suatu gimmick bisa mempengaruhi area ring dan penonton.
Gimmicks dapat dirancang untuk bekerja sebagai protagonis yang dikenal "babyfaces", atau antagonis dengan sebutan "heels", tergantung pada keinginan pegulat untuk memerankan sebagai pegulat yang populer atau dibenci oleh penonton.