Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Beras Plastik? Media, Jangan Hanya Menjual Berita

20 Mei 2015   14:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sepertinya negeri kita ini tidak henti hentinya dengan isu yang membosankan ala sinetron di tipi - tipi. Mulai dari isu begal, Isu batu akik dengan harga fantastis, PSK bertarif mahal, Kisruh Polri - KPK, Narkoba, dan yang terbaru heboh ditemukannya beras plastik oleh seorang penjual bubur di Bekasi. (Kompas News edisi 19 Mei 2015)

Anehnya semua berita berita ini saling tumpang tindih, dan tidak pernah tahu bagaimana akhirnya. Satu isu akan hilang dengan sendirinya dengan munculnya isu teranyar. Perhatian masyarakat teralihkan. Dan tidak akan bertanya bagaimana akhir dari isu yang dulu. Entah siapa yang harus disalahkan? Apakah media yang selalu inginkan berita baru untuk tetap eksis?. Ataukah ada oknum yang berusaha mengalihkan perhatian masyarakat dari kasus yang sesungguhnya?. Ah entahlah. Yang pasti begitu ada isu /kasus baru. Baik media, masyarakat ataupun pejabat tak mau ketinggalan untuk berkomentar. Terkadang malah menjadikan kesempatan itu untuk memperkenalkan diri ke publik. Baik dengan cara mentwit, posting atau bahkan menuliskan nya di blog. Sehingga orang yang bersangkutan di wawancara/atau diundang jadi nara sumber oleh TV dan Koran

Berita tentang bahan pangan yang sering dicampur dengan bahan lain saya kira bukan kali ini saja di issukan. Bahkan salah satu TV Nasional sudah memiliki program khusus untuk itu. " Reportase". Anehnya, tayangan ini hanya sekedar tayangan saja tanpa memberikan mamfaat berarti bagi masyarakat. Misalnya saja memberikan solusi efektif agar masyarakat tidak sampai salah memilih produk/makanan atau menginformasikan bahwa pelaku sudah di serahkan ke hukum dan usaha sejenis itu sudah di tutup petugas. Sayangnya hal itu tidak akan pernah tonton di program ini.

Menurut opini saya, jika pihak TV saja sudah sering mewawancarai si pelaku. Lalu mengapa mereka tidak ikut membantu menyerahkannya ke pihak berwajib? Bahkan dalam acara tersebut seringkali para kru TV ikut langsung ke lokasi/pabrik pembuatan bahan pangan yg tidak lazim tersebut. Bukankah seharusnya media juga ikut bertanggungjawab terhadap keresahan masyarakat karena berita/tontonan yang mereka ciptakan?.

Sekali lagi, sudah saatnya media memilah berita yang mau ditulis/tayangkan dengan bijak. Agar tidak hanya menciptakan keresahan di tengah masyarakat. Jika media berani memulai, sudah seharusnya juga berani mengakhiri dengan bijak. Jangan digantung atau ditumpang tindih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun