Dulu sekali, sewaktu masih bekerja di pabrik. Ada salah satu teman dari etnis Jawa yang berkata begini " orang Batak umumnya setia ya kak sama pasangannya?". Tapi dalam kenyataannya ada banyak pria Batak yang juga selingkuh, melakukan KDRT, bahkan ada juga yang punya lebih dari satu istri dengan cara menikah siri perempuan lain.
Lalu mengapa para perempuan Batak tetap bertahan hingga maut memisahkan? Bukan karena ajaran agama tapi lebih kepada predikat ini yang disematkan kepada perempuan Batak setelah mereka menikah
1. Boru ni Raja
Boru ni Raja/Putri Raja yang dalam filosofi Batak berarti "terhormat". Sebagai Boru ni Raja mereka dituntut untuk memiliki karakter seperti seorang putri Raja.Â
Jadi jikalau ada pertikaian dalam keluarga mereka harus mampu menutupi walau terkadang sudah sampai pada batas KDRT, perselingkuhan, suami yang selalu main judi,dsb.Â
Seandainya si perempuan memutuskan untuk meninggalkan suaminya karena persoalan di atas, maka dia dianggap mempermalukan Bapak,Ibu dan juga Ibotonya(saudaranya laki- laki)
2. Parbahul Bahul na Bolon
Parbahul Bahul na Bolon artinya memiliki bakul besar yang dalam filosofinya berarti lapang dada, berjiwa besar. Sebagai seorang istri perempuan Batak dituntut untuk mampu berlapang dada, berjiwa besar walau kadang suaminya tak melakukan tanggungjawabnya sebagai seorang kepala rumah tangga.Â
Bahkan ada lagi istilah yang mengatakan kalau laki laki Batak itu adalah " anak ni amangna" yang artinya laki - laki memang ditakdirkan begitu. Jadi kalau mereka nakal adalah hal yang wajar. Jadi kadang percuma saja berdebat kalau sudah berbicara mengenai karakter sebagian dari laki laki Batak.Â