Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orangtua Kita bukan Pengasuh

17 Januari 2022   21:54 Diperbarui: 17 Januari 2022   21:58 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: infokesehatan.my.id

Kemaren tanpa sengaja tetanggaku menggerutu melalui percakapan telepon dengan anak perempuannya. Dia mengeluhkan betapa sulitnya dia mengasuh kedua cucunya yang masih balita. Belum lagi kegiatan hajatan yang harusnya dia hadiri jadi sering ditinggal dikarenakan harus mengasuh cucunya tersebut. 

Masalah pekerjaan seringkali menjadi alasan mengapa anak - anak harus dititip di rumah kakek dan neneknya. Ayah dan Ibu si anak mesti bekerja demi memenuhi kebutuhan atau demi mengejar karir.

Dan ada juga karena memang tega terhadap orangtuanya. Seperti halnya anak tetanggaku ini, bisa dibilang bekerjanya dari rumah (WFH). Hanya sesekali ada pekerjaan keluar. Tapi kedua balitanya lebih sering tinggal bersama kakek neneknya. 

Menitipkan anak pada orang tua sebetulnya sah - sah saja. Tapi kita perlu tahu batasannya agar tidak menjadi beban bagi mereka. Nah, untuk teman - teman yang mau tak mau harus menitipkan anak pada orang tua sebaiknya perhatikan hal - hal berikut :

- Jika menitipkan anak beberapa hari, pertimbangkan untuk menyewa pengasuh paruh waktu. Sehingga kakek neneknya ngak terbeban jika harus bangun tengah malam menyiapkan susu atau menemani ke kamar mandi. 

- Sediakan uang jajan atau uang untuk keperluan mendadak. Misalnya jika si kecil tiba - tiba sakit. 

- Mengingat kondisi orang tua kita yang kadang sudah terbatas, pertimbangkan untuk membayar tukang cuci selama anda menitipkan mereka. 

Ingatlah, kedua orang tua kita telah merawat dan mengasuh kita puluhan tahun lamanya. Masih sampai hatikah kita " menyuruh" mereka mengasuh anak kita. Dan memang benar mereka mencintai cucunya, tapi mereka bukanlah tempat penitipan anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun