Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berilah Kesempatan kepada Usaha Kecil

10 Agustus 2016   13:11 Diperbarui: 11 Agustus 2016   11:18 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juru masak menyiapkan sambal di dapur Waroeng Spesial Sambal, Jalan Colombo, Sleman, DI Yogyakarta. (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Kemarin sore sepulang kantor saya mampir makan ke warung langganan di kawasan Rusun Sewa Lancang Kuning, Batu Ampar, Batam. Sembari menunggu si mbak langgananku menyajikan pesanan, aku bertanya dengan penasaran karena gerai-gerai yang lainnya sudah kosong dan bahkan sebagian lainnya sudah angkat gerobak.

“Penjual yang lainnya ke mana, Mbak?”

“Sudah bubar, Mbak. Saya juga minggu ini sudah harus angkat kaki.”

“Loh, kok begitu, mau pindah ke mana?”

“Iya mbak, nantinya untuk penjualan gerai makan di sini akan dikelola sendiri oleh pihak Jamsostek. Pihak lain tak punya kesempatan lagi untuk buka usaha di sini.”

“Oh… mengerti, Mbak. Sudah dapat tempat untuk buka usaha lagi?” tanyaku.

“Belum, Mbak. Di samping karena tempat usaha lain lebih mahal, kemungkinan untuk menarik pelanggan baru akan menjadi tantangan berat bagi usaha kecil-kecilan seperti kami.”

Saya mengangguk tanda mengerti.

Photo : dokpri
Photo : dokpri
Sembari menikmati makan soreku, aku merenungkan betapa sulitnya bagi usaha-usaha kecil seperti mereka mendapatkan kesempatan. Mungkin sebagian kita akan berpikir agar mereka lebih meningkatkan kualitas sehingga bisa berkembang. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan seberapa besar sih modal yang mereka punya untuk mampu seperti itu? Ada kalanya mereka berjualan untuk keperluan hidup sehari-hari saja, tidak berpikir yang lebih. Di sinilah peran usaha-usaha yang besar seperti Jamsostek diharapkan memberi mereka kesempatan.

Ada satu hal yang sangat saya pertanyakan dengan keputusan Jamsostek mengambil alih usaha kantin itu sendiri, yaitu masih kurang cukupkah jutaan dana yang mengalir ke kantor mereka untuk dikelola sehingga kantin dengan omset kecil begitu harus dikelola sendiri? Padahal, yang berjualan di sana juga bayar sewa tempat. Ataukah ini hanya permainan segelintir oknum agar orang-orangnya saja yang buka usaha di sana? Ini sih cuma praduga saya saja.

Gerai, dokpri
Gerai, dokpri
Lalu ke manakah mereka akan buka usaha nantinya? Mengingat sudah sebulan mencari tempat usaha namun tidak ketemu yang pas. Dengan mempertimbangkan sewa tempat yang mahal, tempat usaha yang jauh dari keramaian, atau sulitnya bagi mereka untuk mencari pelanggan lagi. Kalau bagi kita sebagai pelanggan yang tinggal di kawasan itu tentunya akan berusaha beradaptasi dengan penjual yang baru. Yang saya khawatirkan, jangan sampai mereka buka lapak di trotoar jalan depan kawasan tersebut. Nah…loh!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun