Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mari Bicarakan dengan Kepala Dingin

22 Oktober 2014   18:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:07 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sekian lama saya dan salah seorang junior di kantor uring uringan. Karena menurutku dia sangat tidak peduli dan membiarkan semua seniornya yang bertanggung jawab. Kalau di ingatkan seringnya melengos. Jadi saya pikir lebih baik di diamkan. Toh suatu saat pasti kena batunya pikirku.

Suatu waktu dia melakukan kesalahan yang tidak bisa lagi ditoleransi. Dimana seharusnya dia bertanggungjawab untuk memproses ijin bekerja para kru asing di atas kapal. Namun hingga seminggu lamanya sejak saya info untuk diproses, ijin kerja tersebut belum juga selesai. Dan yang paling saya khawatirkan adalah bahwa minggu depan nya kapal dan kru tersebut akan bertolak ke Batam. Dimana saat mereka tiba di lokasi, maka pihak Imigrasi akan datang dan melakukan pengecekan. Dengan nada marah saya bertanya “ Mel..dahsuskim untuk kru kapal  anu kok belum juga ya sampai hari ini “?. Dengan santai dia menjawab “ Selasa depan paling cepat bisa nya”. “Apa??..selama itu prosesnya”?. “Iya. Kan baru saya proses hari ini” jawabnya enteng. “Ya ampunn..ini orang tahu ngak sih konsekuensinya jika ijin tersebut belum selesai” bathinku.

[caption id="attachment_330455" align="aligncenter" width="134" caption="Photo by blok detik.com"][/caption]

Tidak puas dengan jawaban nya,  aku pun menjelaskan semuanya ke Manager Operasional. Karena saya khawatir kru kru tersebut akan di deportasi oleh pihak imigrasi sehubungan belum di kantonginya ijin kerja yang tepat. Oleh sang Manager, ini teman akhirnya di beri peringatan. Tidak tanggung tanggung langsung ke peringatan 3. Dimana jika sekali lagi melakukan kesalahan maka dia harus rela angkat kaki dari perusahaan ini. Mengetahui sanksi yang dia terima, saya jadi merasa bersalah. Sebenarnya saya tidak tega dia mendapat sanksi tersebut. Awalnya saya bermaksud agar dia belajar bertanggungjawab. Rasa penyesalan ku semakin menjadi manakala saya tahu prosedurnya dari pihak Direktorat Imigrasi bahwa ijin kerja tersebut baru bisa diproses di hari Jumat dikarenakan Surat Keputusan yang sebelumnya untuk perpanjangan belum di setujui.  Dan karena sudah di ajukan jauh jauh hari oleh Mel, maka di system ke imigrasian mereka sudah terdaftar. Akhirnya saya meminta maaf, tetapi rekan saya sudah terlanjur kecewa.

Kejadian ini menyadarkan ku untuk mau berbicara dengan kepala dingin jika ada hal yang mengganjal di hati. Tidak hanya dengan partner kerja. Hal ini juga berlaku dalam hubungan pertemanan,suami & istri serta dalam hubungan keluarga. Bicarakan dengan kepala dingin, sehingga tidak terjadi penyesalan. Seandainya saat itu saya mau menanyakan dengan baik kenapa sampai ijin tersebut belum juga disetujui, maka Mel tidak akan kena sanksi. Dan juga seandainya Mel mau membicarakan kendala yang dia hadapi. Kemungkinan besar bisa di cari solusinya. Nah dari itu mari kita bicarakan dengan kepala dingin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun