Mohon tunggu...
Luly AlfianaAgustin
Luly AlfianaAgustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Nama saya Luly Alfiana Agustin mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Jember yang memiliki minat di bidang pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Pemberian Kalium terhadap Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Gueenensis Jacq.)

20 Desember 2023   10:45 Diperbarui: 20 Desember 2023   10:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kelapa sawit yaitu tanaman tahunan yang dapat tumbuh di daerah tropis.  Kelapa sawit berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Perkebunan kelapa sawit merupakan perkebunan yang sangat penting karena sebagai tempat pasokan minyak kelapa sawit terbesar. Kelapa sawit merupakan tanaman yang dapat memproduksi minyak tertinggi. Pada tahun 2017, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia bisa mencapai 14,03 juta per hektar (Dirjen Perkebunan, 2018), produksi CPO dapat mencapai 38,17 juta ton. Pada produksi PKO tahun 2017 kelapa sawit dapat mencapai 3,05 juta ton. 

Pada nilai ekspor kelapa sawit dapat mencapai sebesar 22,9 miliar ton yaitu mencapai USD 70 juta (GAPKI, 2018). Namun, dalam melakukan budidaya kelapa sawit mengalami berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan budidaya kelapa sawit adalah cekaman kekeringan. Salah satu gangguan dari dampak kekeringan pada tanaman yaitu menyebabkan terhambatnya serapan unsur hara dari tanah ke dalam jaringan tanaman. Hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan tanaman selanjutnya. 

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan tanaman unsur hara yang tepat. Nutrisi yang dapat mengatasi masalah stres tersebut yaitu unsur kalium (K). Kalium dijadikan sebagai unsur hara yang berperan penting bagi tanaman dan menjadi kunci produktivitas tanaman. Kekurangan kalium pada tanaman akan mengganggu unsur hara lainnya dalam menyerap tanaman, termasuk terhambatnya nitrogen yang masuk ke dalam tanaman (Brhane et al., 2017). 

Penambahan kandungan K yang meningkat dalam tubuh tanaman juga dapat mempengaruhi unsur hara lainnya seperti Ca dan Mg (Ma'aniah, 2023). Oleh karena itu, penyediaan kalium diharapkan dapat mengatasi masalah cekaman kekeringan pada budidaya kelapa sawit. Unsur kalium diperlukan tanaman dalam jumlah besar dan merupakan unsur terbanyak kedua setelah nitrogen. 

Kalium memainkan beberapa peran penting bagi tanaman. Diantaranya adalah translokasi (transfer) gula dalam pembentukan pati, sintesis protein, proses pembukaan dan penutupan stomata, efisiensi penggunaan air (toleransi pengeringan), serta penyerapan dan peningkatan air oleh akar. Tanaman dapat bertahan terhadap serangan hama dan penyakit sehingga dapat meningkatkan ukuran dan kualitas buah selama masa produksi dan diperlukan tanaman yang menghasilkan karbohidrat dalam jumlah besar (Firmansyah, 2017). 

Pemberian kalium mempunyai dampak yang signifikan terhadap bibit kelapa sawit. Paemberian kalium mempengaruhi tinggi kelapa sawit. Oleh karena itu penambahan sedikit unsur hara kalium sebelum menanam kelapa sawit sangat diperlukan. Hal tersebut dapat mencukupi kebutuhan bibit kelapa sawit pada musim tanam. Dosis pupuk yang tinggi mempengaruhi keseimbangan unsur hara lain yang ada di dalam tanah, sehingga jika tanpa penambahan kalium maka unsur hara lain tidak akan terserap oleh tanaman (Firmansyah, 2017). Kalium juga berperan dalam meningkatkan pertumbuhan diameter batang dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman (Mutaqin et al., 2019). Pemberian kalium juga mempengaruhi peningkatan diameter batang kelapa sawit. Rendahnya dosis kalium dan unsur hara dalam tanah untuk pembelahan sel dan pembentukan protein dapat mengoptimalkan pertumbuhan dari tanaman kelapa sawit. Hal tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan mendorong pembelahan sel, dimana nantinya akan berdampak terhadap diameter batang. 

Kalium berperan penting dalam memperbesar diameter batang karena kalium berperan sebagai organ penghubung antara akar dan daun dalam proses transpirasi (Mutaqin et al., 2019). Pemberian kalium juga mempengaruhi jumlah daun pada kelapa sawit. Unsur hara dijadikan sebagai kebutuhan tanaman pada masa vegetatif sehingga belum mencukupi kebutuhan bibit, terutama pembentukan nitrogen yang nantinya dapat membantu pembentukan klorofil di dalam daun. Unsur kalium belum masuk ke dalam benih sehingga belum terurau 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun