Mohon tunggu...
Lulu Zhakiyah
Lulu Zhakiyah Mohon Tunggu... Psikolog - pelajar MAN 1 JEMBER

saya Lulu Zhakiyah bisa di panggil Lulu. Saya memiliki hobi menggambar, menari, mewarnai dan juga membuat karangan cerita dan menulis diary.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sistem Ekonomi Maritim: Penguasaan Jalur Perdagangan Maritim Oleh Kerajaan-Kerajaan Maritim di Indonesia Hindu-Buddha hingga Masa Kini

11 Oktober 2024   19:59 Diperbarui: 19 Oktober 2024   15:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Sistem ekonomi maritim telah menjadi fondasi penting dalam sejarah perekonomian Indonesia, sejak masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha hingga era modern. Indonesia sebagai negara kepulauan yang strategis, dengan jalur laut yang menghubungkan Asia, Timur Tengah, dan Eropa, telah memanfaatkan potensi ekonomi dari laut sejak dahulu. Pengaruh dari sistem ekonomi maritim yang terbentuk pada masa Hindu-Buddha terus berkembang dan memberikan dampak yang signifikan hingga hari ini. Salah satu faktor utamanya yaitu "Jalur perdagangan maritim" yang memainkan peran penting dalam sejarah ekonomi kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia, terutama pada masa Hindu-Buddha. Dengan menguasai jalur ini, kerajaan-kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit, dan Demak berhasil membangun kekuatan ekonomi yang besar. Mereka tidak hanya memanfaatkan letak geografis strategis Indonesia yang berada di tengah jalur perdagangan internasional, tetapi juga menciptakan jaringan ekonomi yang mempengaruhi wilayah Asia Tenggara hingga Asia Selatan dan Timur. 

Maka dari itu penjelasan lebih rinci mengenai pengaruh sistem ekonomi maritim dari masa Hindu-Buddha hingga masa kini: 

1.) Penguasaan Jalur Perdagangan Maritim dan Pusat Ekonomi di Masa Hindu-Buddha :

Pada masa Hindu-Buddha, kerajaan-kerajaan maritim di Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit memainkan peran penting dalam perdagangan internasional. Keberadaan mereka sangat bergantung pada kemampuan untuk mengontrol jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan strategis yang menjadi pusat perdagangan internasional.

  • Sriwijaya (abad ke-7 hingga ke-13) adalah salah satu contoh kerajaan maritim yang dominan dalam perdagangan maritim. Kerajaan ini mengendalikan Selat Malaka, jalur perdagangan utama yang menghubungkan India, Timur Tengah, dan Tiongkok. Sebagai pusat ekonomi dan perdagangan, Sriwijaya menerima kapal-kapal dagang dari berbagai negara, menjadikannya salah satu kerajaan terkaya pada masanya. Sriwijaya memanfaatkan potensi maritim dengan cara memungut pajak dari kapal-kapal yang lewat di wilayah kekuasaannya.

  • Majapahit (abad ke-13 hingga ke-16) melanjutkan tradisi Sriwijaya sebagai pusat perdagangan maritim. Kerajaan ini mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku dan wilayah timur Nusantara. Majapahit menjadi pusat distribusi barang-barang dagang seperti rempah-rempah, kayu cendana, emas, dan barang mewah lainnya. Pelabuhan-pelabuhan penting seperti Gresik dan Tuban berkembang menjadi pusat aktivitas perdagangan internasional.

  • Kerajaan Kutai (abad ke-4) Kerajaan maritim pertama yang muncul di Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri di daerah Muarakaman di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai mencapai puncak nya pada masa Raja Mulawarman. Dibawah pemerintahannya Kerajaan Kutai diperkirakan menjadi tempat singgah perdagangan internasional yang menghubungkan Selat Makassar, Filipina, dan Cina. Oleh karena itu sumber ekonomi Kerajaan Kutai berasal dari kegiatan perdagangan dan membawa pengaruh baik bagi masyarakat.

Pengaruh ke Ekonomi Modern: Sistem ekonomi yang didasarkan pada penguasaan jalur perdagangan laut masih berlangsung hingga hari ini. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, sangat bergantung pada jalur laut untuk mendistribusikan barang-barang antar pulau dan dengan negara-negara lain. Pelabuhan-pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Belawan memainkan peran penting dalam ekonomi maritim modern, melanjutkan tradisi lama sebagai pusat distribusi barang.

2.) Pembangunan Infrastruktur Maritim

Kerajaan-kerajaan maritim pada masa Hindu-Buddha membangun pelabuhan-pelabuhan besar sebagai pusat perdagangan dan distribusi. Infrastruktur ini menjadi tulang punggung bagi ekonomi mereka, dengan pelabuhan sebagai titik pertemuan bagi pedagang dari berbagai belahan dunia.

  • Sriwijaya membangun pelabuhan di Palembang sebagai pusat maritim yang melayani pedagang dari India dan Tiongkok. Pelabuhan ini berkembang menjadi pusat logistik dan transit barang dagangan.

  • Majapahit mengembangkan pelabuhan-pelabuhan seperti Gresik dan Tuban, yang menjadi pusat perdagangan internasional. Infrastruktur yang kuat di pelabuhan ini membantu meningkatkan volume perdagangan dan memperkuat ekonomi kerajaan.

Pengaruh ke Ekonomi Modern: Pemerintah Indonesia melanjutkan tradisi pembangunan infrastruktur maritim dengan membangun dan mengembangkan pelabuhan-pelabuhan modern untuk mendukung distribusi barang dan memperkuat perdagangan internasional. Tol Laut, yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo, adalah kebijakan yang bertujuan untuk menghubungkan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia melalui jalur laut dan mengurangi ketimpangan harga barang antar pulau.

3.) Peran Pedagang Asing dan Multikulturalisme Ekonomi

Pada masa Hindu-Buddha, sistem ekonomi maritim di Indonesia didukung oleh adanya interaksi dengan pedagang-pedagang asing dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Mereka membawa tidak hanya barang dagangan tetapi juga memperkenalkan sistem keuangan, teknologi, dan budaya baru.

  • Para pedagang Arab dan Persia membawa serta agama Islam, yang kemudian berakulturasi dengan budaya lokal dan mulai mempengaruhi ekonomi kerajaan-kerajaan maritim seperti Demak, yang berdiri setelah keruntuhan Majapahit. Dengan masuknya Islam, kerajaan-kerajaan maritim mulai menyesuaikan perdagangan mereka dengan standar syariah dan jaringan ekonomi dunia Muslim.

  • Pedagang Cina membawa inovasi seperti teknologi pembuatan kapal dan keramik Cina yang sangat diminati di pasar Asia Tenggara.

Pengaruh ke Ekonomi Modern: Hingga kini, Indonesia tetap menjadi pusat pertemuan perdagangan internasional. Negara ini menjadi bagian penting dari rantai pasok global, dan pedagang-pedagang asing dari seluruh dunia terus berinteraksi dengan Indonesia, baik di sektor maritim maupun lainnya. Hubungan perdagangan dengan Tiongkok, Jepang, Uni Eropa, dan negara-negara di Timur Tengah sangat penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam sektor komoditas dan manufaktur.

-) Kesimpulan

Pengaruh sistem ekonomi maritim yang dikembangkan oleh kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia tidak hanya berkontribusi pada kejayaan ekonomi masa lalu tetapi juga menjadi fondasi bagi ekonomi maritim Indonesia modern. Jalur perdagangan laut, infrastruktur pelabuhan, dan interaksi dengan pedagang asing telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia hingga saat ini. Dengan kebijakan maritim yang terus berkembang, Indonesia tetap menjaga warisan maritimnya sebagai bagian integral dari pertumbuhan ekonomi di era modern. Pengaruh ekonomi dari penguasaan jalur perdagangan maritim pada masa Hindu-Buddha di Indonesia tidak hanya memperkaya kerajaan-kerajaan pada masa lalu, tetapi juga meletakkan dasar bagi ekonomi maritim Indonesia modern, yang tetap menjadi sektor vital dalam pembangunan ekonomi nasional.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun