Mohon tunggu...
Lulu Uljannah
Lulu Uljannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa aktif di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, saya suka menyanyi dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harmoni Islam dan Budaya Lokal dalam Tradisi Ngunjung di Indramayu

8 November 2024   12:21 Diperbarui: 8 November 2024   12:30 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Ngunjung di Indaramayu, sumber: Antarafoto

Indramayu, sebuah kabupaten yang terletak di pesisir utara Jawa Barat, memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam. Salah satu tradisi yang sangat khas dan masih dilestarikan oleh masyarakat di daerah ini adalah adat Ngunjung, yaitu sebuah adat yang berfokus pada penghormatan dan doa untuk leluhur yang telah meninggal. Meskipun merupakan tradisi budaya lokal, adat Ngunjung telah dipengaruhi oleh ajaran Islam yang telah berkembang di Indramayu sejak lama. Melalui akulturasi antara budaya lokal dan Islam, adat Ngunjung tidak hanya tetap hidup, tetapi juga semakin mendalam nilai spiritualnya.

Masuknya Islam ke Indramayu

Proses penyebaran Islam di Jawa Barat, termasuk Indramayu, berlangsung secara damai melalui jalur perdagangan. Sejak abad ke-15, para pedagang Muslim dari Gujarat, Persia, dan Jawa Tengah mulai memasuki wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Indramayu. Selain berdagang, mereka juga menyebarkan agama Islam melalui interaksi dengan masyarakat lokal.

Penyebaran Islam di Indramayu tidak hanya melalui dakwah formal oleh para ulama, tetapi juga dengan cara yang lebih santun, yakni dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam kebudayaan setempat. Hal ini membuat masyarakat Indramayu lebih mudah menerima Islam tanpa harus meninggalkan tradisi dan budaya mereka. Salah satu contoh akulturasi antara Islam dan budaya lokal yang masih terjaga hingga kini adalah adat Ngunjung.

Adat Ngunjung: Penghormatan kepada Leluhur

Adat Ngunjung adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indramayu sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal. Secara harfiah, "ngunjung" berarti "mengunjungi" atau "mendatangi". Oleh karena itu, adat Ngunjung merujuk pada kegiatan mengunjungi makam leluhur untuk mendoakan dan membersihkan makam mereka.

Tradisi ini biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti saat peringatan hari besar Islam, peringatan kematian seseorang yang dihormati, atau pada waktu-waktu khusus lainnya yang dianggap penting oleh masyarakat. Pada umumnya, keluarga atau kerabat yang ingin melakukan Ngunjung akan mengunjungi makam leluhur, membersihkan makam tersebut, serta membaca doa-doa tertentu yang ditujukan untuk memohonkan ampunan dan rahmat Allah bagi arwah orang yang telah meninggal.

Meskipun pada awalnya Ngunjung berkaitan dengan penghormatan terhadap leluhur menurut kepercayaan lokal, dalam perkembangannya adat ini semakin dipengaruhi oleh ajaran Islam, terutama dalam hal doa yang dibaca selama prosesi berlangsung.

Islam dan Ngunjung: Akulturasi Budaya dan Agama

Dalam perspektif Islam, menghormati orang yang telah meninggal dan mendoakan mereka adalah amalan yang sangat dianjurkan. Ziarah kubur adalah salah satu bentuk ibadah yang terdapat dalam ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Berziarahlah kepada kuburan, karena ia dapat mengingatkanmu pada akhirat." Dengan demikian, ziarah kubur memiliki makna mendalam bagi umat Islam, yakni sebagai cara untuk merenungkan kehidupan setelah mati dan memohonkan ampunan bagi arwah yang telah meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun