Mohon tunggu...
lulut pawestri
lulut pawestri Mohon Tunggu... -

hahhahha

Selanjutnya

Tutup

Politik

Caleg Bau Menyan

8 April 2014   12:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Caleg Bau Menyan

Dua hari yang lalu saya melihat acara berita disalah satu stasiun televisi, berita tersebut sangat mencengangkan sekaligus menggelikan. Sekarang ini banyak sekali caleg yang menggunakan jasa ‘Mbah Dukun’ untuk memenangkan pemilu. Bahkan ada pula caleg yang datang ke kuburan untuk meminta wangsit, dan yang tidak kalah lucu ada caleg yang melakukan ritual menyembah pohon dan membakar kemenyan. Caleg yang seharusnya berpenampilan rapi dan wangi untuk merebut hati para simpatisan berubah menjadi lusuh dan mendadak bau menyan. Ini apa-apaan.

Tingkah polah mereka semakin beragam apalagi menjelang pemilu yang hanya tinggal sehari lagi. Berbagai upaya akan dilakukan oleh sebagian caleg ini untuk memenangkan pemilu, tidak peduli menggunakan cara apapun, termasuk juga mengganti parfum mereka dengan aroma kemenyan.

Ini adalah potret betapa ironinya calon pemimpin kita. Dia sudah tidak lagi berserah pada Tuhan dan mengandalkan kualitasnya, namun lebih percaya kepada dukun dengan segala mecam bentuk ritual perdukunan. Jangan-jangan jika nanti terpilih jadi anggota legistalif mereka juga menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang ada dengan jasa ‘Mbah Dukun’. Bahkan nanti lama-lama akan dibentuk sutu dewan pertimbangan khusus legislatif, yang kesemua anggotanya adalah dukun-dukun perwakilan dari daerah masing-masing.

Akankah pemimpin yang seperti ini yang kita pilih? Semua pilihan ada ditangan anda, pilihlah dengan cerdas. Ingat bacalah doa sebelum anda masuk bilik suara! Karena siapa tahu anda akan kena jampi-jampi dukun untuk memilih pemimpin yang salah. #hahaha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun