Pentingnya Budaya ‘Kepo’
Belakangan ini kata ‘kepo’ sering sekali kita dengarkan, sehingga istilah ini sudah tidak asing lagi bagi kuping kita. ‘Kepo’ merupakan akronim dari kata Knowing Every Particular Object, yang diartikan dalam bahasa sehari hari ‘mau tau banget’.
Terkadang kita sangat jengkel apabila ada orang yang ‘kepo’, terutama kalau kita yang di’kepo’in. Hal itu karena kita beranggapan orang yang ‘kepo’ itu mau tau banget urusan orang kita tekadang malah ngelunjak jadi sok tau. Dan parahnya lagi orang ‘kepo’ itu kayak gak punya kerjaan karena selalu ngurusin urusan orang lain.
Pada hal kalau diamati kalau ada orang yang ‘kepo’ sama kita, secara tidak langsung sebenarnya orang itu menaruh perhatian pada kita. Jadi kenapa kita harus marah. Kebiasaan masyarakat Indonesia saat ini cenderung hidup dengan atribut acuh tak acuh. Mereka tidak peduli dengan orang lain bahkan orang yang ada disekelilingnya. Contoh paling sederhana, saya memiliki kakak yang tinggal di Jakarta, nah tetangga depan rumah kakak saya itu meninggal dunia, tidak ada satupun warga sekitar yang tahu dan setelah mereka tahu mereka biasa aja, seperti tidak memiliki kewajiban untuk melayat. Ini membuktikan bahwa gaya hidup orang sekarang itu memang sudah serba cuek, antipati terhadap sekitar. Lain halnya kalau kita ‘kepo’ maka kita akan lebih peduli dengan orang-orang sekitar.
Jadi pada intinya ‘kepo’ tidak selamanya merugikan tetapi juga bermanfaat bagi orang lain, kerena tanpa disadari ‘kepo’ akan meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap orang lain. Namun ‘kepo’ yang bermanfaat tentu ‘kepo’ yang tidak berlebihan, yang masih dalam taraf kewajaran, sebab ‘kepo’ yang berlebihan akan menimbulkan ketidak nyamanan bagi orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI