Cerita praktik baik (Best Practice) menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi aksi dan dampak) Â terkait pengalaman mengatasi permasalahan siswa dalam layanan Bimbingan Klasikal dengan tujuan siswa mampu memahami pentingnya manajemen waktu serta mampu membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan displin.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :
Berdasar DCM pada 35 siswa kelas X DPIB 1 menyatakan 60% atau 21 siswa sering merasa mengantuk. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, para siswa tersebut menyatakan bahwa mereka sering mengantuk di kelas saat jam pelajaran. Pernyataan yang sering muncul adalah disebabkan karena kurang tidur, diantaranya adalah disebabkan mereka tidur hingga larut malam karena mengerjakan tugas-tugas sekolah atau berkegiatan lainnya. Dalam hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu memahami dan menerapkan pengelolaan / manajemen waktu yang baik.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan :
Menerapkan layanan bimbingan klasikal dengan tehnik PBL, diskusi kelompok sangat penting untuk memberikan pemahaman akan manajemen waktu pada peserta didik, dan hal ini mungkin juga dialami oleh peserta didik bapak/ibu guru bimbingan dan konseling lain di sekolah masing-masing. Oleh karena itu, harapan saya selain ini menjadi motivasi dan solusi untuk saya pribadi, juga ingin membagikan praktik baik ini agar bisa dijadikan motivasi juga referensi bagi rekan-rekan guru yang mengalami hal sama. Sehingga memberikan dampak positif pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan ke depannya.
Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini yaitu :
Sebagai seorang guru bimbingan dan konseling bertanggung jawab untuk bisa melakukan layanan bimbingan dan konseling secara efektif sehingga tujuan dari layanan bimbingan klasikal dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Adapun cara agar tujuan tersebut tercapai yakni dengan mengimplementasikan model layanan yang tepat dan inovatif sesuai dengan indikator dan tujuan layanan, juga menggunakan metode layanan yang sesuai.
Tantangan untuk mencapai tujuan adalah :
- Selama ini pendidik cenderung menggunakan metode caramah dalam proses bimbingan
- Guru bimbingan dan konseling merasa kesulitan dalam membuat media inovatif dan kreatif dalam pembelajaran
Pihak yang terlibat adalah :
- Peserta didik sebagai sentral dalam proses layanan bimbingan klasikal
- Teman sejawat yaitu Guru BK, Wali kelas, Guru Mapel, Kepala program keahlian yang memberikan dukungan, saran dan solusi sehingga kegiatan layanan berjalan dengan baik
- Kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan di sekolah yang selalu mensupport dan membimbing setiap kegiatan
Langkah-langkah/ strategi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan adalah :
- Langkah-langkah yang saya lakukan mulai dari mencari tahu penyebab masalah serta akar penyebab masalah sering mengantuk di kelas pada peserta didik, kemudian menentukan solusi pemberian layanan dengan mencari dan menentukan teknik yang sesuai, selanjutnya menyusun perangkat pemberian layanan, mulai dari RPL, bahan ajar/materi, LKPD, rubrik evaluasi, dan rencana tindak lanjut. Selanjutnya pemberian layanan dilaksanakan sesuai dengan RPL yang telah dibuat dengan penyajian video-video motivasi serta menggunakan metode dinamika kelompok agar suasana kelas lebih hidup dan materi lebih bisa tersampaikan dengan baik.
- Strategi yang guru bimbingan dan konseling lakukan adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik agar pemahaman peserta didik terkait layanan bimbingan tidak membosankan yaitu menggunakan media power point yang kreatif untuk menarik perhatian peserta didik untuk membaca, juga menggunakan video pembelajaran yang ditampilkan dengan menggunakan proyektor agar lebih menarik perhatian peserta didik.
Yang terlibat dalam proses adalah :
- Guru bimbingan dan konseling, peserta didik dan teman sejawat
- Sumber daya / materi yang diperlukan :
- Media alat tulis, lembar LKPD,lembar hasil proses dan lembar hasil evaluasi, gadget, kamera perekam, LCD, pengeras suara, clip on, naskah layanan