Mohon tunggu...
LuluNursa
LuluNursa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya seorang mahasiswa dari dua universitas di Jogja yakni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wekas, Jalur Pendakian Merbabu yang Tepat Untuk Pemula

7 Desember 2015   15:51 Diperbarui: 7 Desember 2015   17:58 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hiking. Istilah asing yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Saya termasuk salah satu anak muda yang mendadak hobi naik gunung. Alasannya pun sepele. Sewaktu kecil sering sekali saya melihat salah satu acara televisi yang sering meliput tentang perjalanan wisata. Entah itu gunung, laut bahkan sampai pulau-pulau yang tersebar  di Indonesia. Medina Kamil, salah satu host Jejak Petualang yang menurut saya paling keren.

Ngomong-ngomong soal naik gunung, dalam post saya kali ini akan membahas tentang perjalanan wisata saya yang belum lama saya lakukan.

Merbabu, salah satu gunung tinggi di jawa. Ketinggiannya yang mencapai 3142 meter di atas permukaan air laut membuat gunung ini diminati para pendaki. Lokasinya yang tidak jauh  dengan Gunung Merapi, membuat gunung ini semakin tersohor. Bahkan, jika dilihat dari daerah Klaten dan sekitarnya, Gunung Merbabu terlihat seperti berdampingan dengan Gunung Merapi. Layaknya Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Persiapan pendakian sudah dilakukan 3 hari sebelum keberangkatan. Mengingat dalam pendakian kali ini adalah pendakian massal. Lebih dari 30 orang ikut berpartisipasi. Diantara mereka ada yang mahasiswa, ada yang masih duduk di bangku SMA, dan tentunya ada senior yang siap memberi pengarahan dan bertanggung jawab dalam pendakian kali ini. Mayoritas partisipan adalah anak-anak SMA, karena memang kegiatan ini diadakan oleh salah satu komunitas Pecinta Alam SMA N 2 Klaten.

Kami berkumpul di SMA 2 Klaten dan berangkat pukul 15.00. Sengaja kami berangkat sore karena pendakian akan dilakukan saat malam hari. Selepas magrib kita sampai di pos pendakian jalur Wekas. Kami istirahat sejenak dan mulai menyiapkan senter.

Pukul 19.00 tepat kami mulai berjalan naik menyusuri jalan setapak. Slow but sure, istilah yang tepat untuk menyebut cara berjalan kita. Karena personilnya banyak, mau tidak mau harus berjalan pelan agar tidak ada yang ketinggalan. Leader dan Sweaper pun sudah di tunjuk. Leader, orang yang berjalan di barisan paling depan dan menentukan kecepatan langkah kaki. Sweaper, orang yang berjalan di barisan paling belakang, mengontrol barisan belakang agar tidak ada yang tertinggal.

Senter pun saling bersorotan menyusuri gelapnya jalur pendakian. Dari bawah, terlihat seperti kunang-kunang yang berjalan beriringan. Hehe.

Jam 12.00 tepat kami sampai di tempat yang datar dan lumayan luas. Kami berhenti dan memutuskan untuk membangun tenda di sini. Tenda mulai didirikan, api unggun mulai dibangun, dan makanan mulai dibuat. Saya membuat mie instan dan beberapa gelas minuman sereal untuk menghangatkan badan.

Semakin malam suhu udara semakin menurun dan semakin dingin. Saat perut sudah terisi, saya dan teman-teman masuk tenda, bermaksud untuk mengistirahatkan badan sejenak. Saat akan memejamkan mata, tiba-tiba saya mendengar suara-suara aneh. Ternyata teman saya menggigil dan merintih-rintih. Badannya sangat dingin, tangannya pucat dan bibirnya biru. Saat itu saya sudah mengenakan sleeping bag dan menggunakan dua jaket tebal. Itu saja saya masih merasa kedinginan.

Tidak tega rasanya melihat teman dalam keadaan yang seperti itu. Saya memutuskan untuk memberikan satu jaket saya dan saya pakaikan ke Sari. Saya balur badannya dengan balsem dan saya tempelkan banyak koyo di sekujur tangan, perut dan kaki. Setelah memastikan dia tenang dan hangat, saya pun bisa tidur.

Baru saja memejamkan mata 35 menit, senior sudah sibuk teriak-teriak mengusik kami yang baru istirahat. Istirahat selesai, perjalanan kita lanjutkan. Kami kembali berjalan dari pos ke pos. Karena beratnya beban yang saya bawa, saya merasa kelelahan dan hampir saja jatuh pingsan. Salah satu mahasiswa jurusan kehutanan UGM, berbaik hati menukar tasnya yang “enteng” dengan tas saya yang sangat berat. Hal ini sedikit membantu saya, setidaknya saya masih kuat berjalan walaupun seperti merangkak. Hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun