Fakhira akhirnya mencoba untuk mempromosikan produknya melalui salah satu aplikasi yang saat ini banyak digemari. Sang pemilik akun instagram kyoodicase ini mencoba untuk mempromosikan produknya lewat aplikasi Tik-Tok dengan akun bernama @kyoodicase dan mulai membuka lapak usaha pada salah satu e-commerce yang sudah banyak sekali diminati yaitu aplikasi Shopee.Â
Siapa sangka aplikasi yang biasa digunakan anak kecil hingga orang dewasa untuk menari dan menghibur diri itu bisa mengundang keuntungan yang melimpah.
Hasil promosinya melalui aplikasi Tik-Tok itu membuat perempuan yang biasa disapa eneng ini banjir pembeli. Pasti awalnya terasa kaget tetapi dia juga merasa bersyukur karena usaha yang baru dibangun sekitar bulan September lalu ini sudah bisa menghasilkan keuntungan hingga tiga juta rupiah dengan followers Instagram sebanyak lima ratus lima puluh dua dan diberi bintang sebanyak empat koma sembilan oleh pengguna Shopee.
Membangun sebuah usaha tidaklah mudah, pasti ada kalanya ketika barang dagangan ramai diminati dan kadang juga sepi. Pada awalnya tidak banyak yang tertarik pada produk yang ditawarkan oleh toko kyoodie ini. Fakhira sebagai pemilik pun akhirnya harus memutar otak untuk memilih strategi yang cocok dan dapat mengundang banyak pembeli.
Setelah mengalami hal yang sulit itu akhirnya dia memutuskan untuk membuka jasa custom yang ternyata justru menjadi titik dimana banyak sekali orang yang tertarik. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi toko yang baru dirintis selama tiga bulan kebelakang ini.Â
"Biasanya pembeli itu banyak meminati custom karena mereka bisa request design sesuai yang mereka inginkan. Mereka tinggal kasih contoh gambar lalu aku buatin semirip mungkin dan biasanya jarang sih penjual yang menyanggupi untuk men-design satu-satu seperti aku," ujar seorang anak perempuan sulung ini.
Kekecewaan kerap kali dirasakan oleh pemilik toko kyoodie case ini. Tidak sedikit pembeli yang tiba-tiba pergi setelah meminta untuk dibuatkan design.
Hal ini kadang kala membuatnya kecewa karena pembeli sama sekali tidak memberitahu ketika dia memang memutuskan untuk tidak jadi membeli.
Selain itu kadang kala ada juga pembeli yang tidak sabaran. Karena sistem penjualan yang pre-order kerap kali membuat pembeli merasa tidak sabar.Â