Lulusan mau lanjut ke mana? Masih mondok atau kuliah? Mau kerja? atau jangan-jangann malah mau nikah? Yaa seperti itulah pertanyaan yang muncul di benak para santri yang telah lulus di tingkat SMA/MA sederajat.Â
Bagi santri yang ingin tetap belajar pasti akan berpikiran ingin kuliah tapi tidak mau melepas masa santrinya. Banyak juga yang beranggapan apa bisa santri mondok sambil kuliah? Bagaimana caranya membagi waktu antara kegiatan pondok dengan kuliah? Apa nanti tidak keteteran?
Ya hidup itu memang pilihan, dan salah satu dari pilihan tersebut adalah kuliah dan mondok. Hal ini memang tidak mudah, pasti penuh dengan tantangan. Bagaimana seorang santri yang sudah terbiasa dengan kehidupan di pondok harus dituntut untuk bisa membagi waktu antara kegiatan kuliah dan kegiatan pondok, belum lagi dengan tugas-tugas perkuliahan, pasti penuh dengan tantangan dan pengorbanan.
Kehidupan pondok pada jenjang SMA/MA pasti berbeda dengan kehidupan pondok pada jenjang perkuliahan. Karena di jenjang perkuliahan tidak cuma hanya dituntut dengan tugas saja melainkan aktif dalam organisasi baik di dalam maupun di luar kampus.Â
Tidak cuma itu saja, peraturannya pun pasti berbeda. salah satu contohnya, umumnya di pondok itu tidak diperbolehkan untuk membawa handphone. Tapi pada jenjang perkuliahan pasti diperbolehkan untuk membawa handpone ataupun leptop, karena dua alat tersebut sangat dibutuhkan dalam kegiatan perkuliahan.
 Saya sebagai salah satu mahasiswa sekaligus mahasantri yang mengambil program pondok Tahfidzul Qur'an memang tidak mudah, tapi asal ada keyakinan dan kemauan insyaallah tidak akan terbebani dan akan di mudahkan oleh Allah.Â
Justru dari kuliah sambil mondok akan didapatkan manfaat yang besar untuk dikemudian hari, jarena tidak cuma mendapatkan ilmu umum saja tapi juga ilmu agama.Â
Jika mengejar kebahagiaan dunia, maka hasilnya kita akan mendapat kebahagiaan di dunia saja. Tapi kalau kita mengejar akhirat, hasil terbaiknya kita akan mendapat keduanya yaitu dunia dan akhirat. Amin
