Mohon tunggu...
Luluk Rosidah
Luluk Rosidah Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa UIN malang ,jurusan Psikolgy.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Untuk Tontonan

9 Desember 2014   03:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul 15:00 “ayo – ayo solat , sudah waktunya solat ini “ seorang laki – laki peruh baya menegur sapa segerombalan anak – anak yang sedang bergerombol di masjid sepulang dari ngaji TPQ, namun anak – anak tidak mendengar nasihat baik , laki- laki paruh baya itu , mereka justru menertawakan , dan sebagian yang lainnya saling berbisik dengan temannya . kemudian laki – laki paruh baya itu tidak menghiraukan anak – anak kecil itu , ia berlalu dan masuk kedalam masjid untuk mengumandangkan adzan . “Allahuakbar – Allahuakbar ............” pelafadzan makhraj sesuai , panjang mad yang selaras dengan nada – nada adzan , terdengar indah dan syahduh . Suara adzan yang dikumandangkan laki – laki paruh baya itu mampu menyaduhkan dan membisukan suara sejenak orang – orang yang disekitar masjid untuk mendengarkan alunan – alunan lagu sepanjang masa itu. “.......qodqomatishollah qodqomatishollah , Allahu Akbar , Allahhu Akbar Lailahaillah “ bait terakhir lafadz adazan seakan memecahkan kehiningan obagi orang – orang yang khusyuk mendengarkan , orang –orang yang tinggal disanding masjid ada yang keluar untuk memastikan siapa yang adzan ashar itu , ternyata laki – laki paruh baya tersebut sebelumnya belum pernah adzan , terdengar juga puji – pujian karena suaranya merdu , namun disela- sela pujina itu ada yang mencela , tidak tahu pasti apa yang orang – orang bicarakan atas laki- laki paruh baya itu .

Sambil menunggu para jamaa’ah datang , laki – laki itu melanjutkan dengan puji-pujian . Satu persatu para jama’ah datang , bukan hal seperi biasnya yang para jamaah lakukan , terutama para jama’ah perempuan , mereka berkumpul dan saling bersik dengan yang lainnya , bergantian mengintip ke sumber suara di masjid,begitu juga dengan para jama’ah laki – laki . Namun tidak ada rasa canggung atau gerogi pada laki –laki paruh baya karena ia menjadi pusat tontonan jama’ah yang datang .

Kegelian dalam hati para jama’ah terhenti semenjak H.Ikhsan datang “ kenapa ini ?sudahcukup biar saya langsung mengimami .” dengan muka yang datar H,Ikhsan menudahi lantunan puji-pujian itu . laki – laki paruh baya itu memang murah senyum , meskipun pak haji memintanya dengan ketus n, namun laki – laki itu membalasnya dengan senyum sebelas yang ikhlas. Sesegera mungkin laki – laki paruh baya menyudahi dan iqomah “ Allahhu Akbar Allahhu Asyhaduallailahaillah , Ashaduannamuhammdarrosulullah , haiyaalasholah , haiyalafalah , qodqomatishollah qodqomatisholah , Allahu Akbar Allh hu Akbar Lailahaillah “

Solat ashar berjalan dengan khusyu’ yang di imami oleh pak haji , setelah membaca doa. Pak haji langsung mengumumkan kepada jamaah yang masih di masjd termasuk laki – laki paruh baya itu . “t6idak seharusnya kalian hanya berdiam diri dan saling berbisik denganyang lainnya , tanpa mengingatkan , kalian semua tahu bahwa Rob ini adalah laki – laki yang kurang akal ,lalu apa menurut bapak – bapak sekalian apa pantas orang seperti Rob ini turut serta dalam ibadah jama’ah menghadap Allah , apa lagi dia ini yang adzan ,yang artinya dia ini yang mempelopori sholat ashar , masa orang waraas dipelopori oleh orang yang kurang akal .”ini adalah pertanda pbahwa pak haji tidak menyetujui bahwa laki –laki paruh baya yang namanya adalah Rob itu adzan di masjid , memang masjid yang di tempati ini adalah sebagian besar milik pak H ,Ikhsan .

Laki – laki paruh alias Rob , adalah laki – laki yang tidak sehat jiwa dan akal , karena menurut cerita , seluruh harta Rob telah habis terkuras , usaha yang ia geluti bangkrut , dia juga sempat dibawa kerumah sakit jiwa selama beberapa bulan , namun keluarganya tidak smpai hati akhirnya Rob dikeluarkan dari rumah sakit dan dirawat dirumah . tidak menyakiti orang lain memang , kebiasaan Rob yang dulunya sering adzan dan mengimami di desanya tidak bisa hilang .

Catatan : seseorang yang dengan ikhlas menyerahkan diri kepada Tuhan, maka dalam keadaan tidak sadarpun , seseorang itu tetap mengingat Tuhannya . masalah ibadah orang itu diterima atau tidaknya , itu urusan Tuhan , tidak patut kita yang sesama manusia turut mengomentari peribadatan seseorang itu. Karena keadilan tuhan dan manusia itu sangat berbeda,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun