Jam di dinding sedari tadi berisik berdentang yang membuat penuh suasana di tengah malam. Lampu-lampu telah kupadamkan, karena aku tak suka bila lampu itu menyilaukan dan membuatku terjaga sepanjang malam.
Saat mulai tertidur, tiba-tiba saja terdengar suara decitan pintu kamar yang terbuka.
“ ohh..mungkin hanya angin ” sambil ku memutar badan untuk memastikan tak ada yang terjadi. Tubuh yang tak bisa diajak kompromi ini berjalan lunglai ke arah pintu, kuraih gagang pintu lalu menutupnya dan kembali tidur setelahnya.
Jam di dinding masih berdentang, yang menjadi nyanyian penghantar tidur, hingga kedua mataku berat dan tak lama pun terlelap. Saat sudah lewat tengah malam, tiba-tiba saja aku terbangun.
“ klonteng “
Suara itu berasal dari dapur, sesuatu pasti telah terjatuh dari tempatnya. Langsung saja aku terperanjat dari tilam bergegas ke dapur tuk mencari sumber suara tersebut.
Ternyata benar saja, wadah gula telah terjatuh dan memuntahkan isi yang ada di dalamnya. Tak perlu menunggu hingga terang, aku langsung membersihkan tumpahan itu. Namun, tiba-tiba…
“ buuusshh ” baru saja aku melihat bayangan orang yang lewat dari jendela dapur ku. Dia tampak menyeramkan dan dilengkapi dengan pakaian serba hitam.
“ apa dia maling? “ aku mulai ketakutan, karena aku seorang diri di rumah ini. Tak ada yang bisa ku perbuat.
Tiba-tiba saja sesuatu telintas di fikiranku. Apa mungkin dia adalah pembunuh berantai yang belakangan mengintai perumahan ini. Setiap pagi ibu-ibu itu terus saja membicarakan mengenai seseorang yang telah membunuh tetangganya seminggu silam. Lalu apa aku korban selanjutnya?.
“ apa dia pembunuh itu? “ kini tak hanya ketakutan sekarang bulu kuduk ku juga berdiri, seperti telah melihat hantu tapi yang satu ini hantu yang bisa membunuh.