Mohon tunggu...
Luluk Makrufah
Luluk Makrufah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Luluk Makrufah prodi S1 PGSD universitas nahdatul ulama angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Rasaku

30 Oktober 2022   08:39 Diperbarui: 30 Oktober 2022   08:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepasang roda terus berputar mengikuti arah jalan yang tampaknya sedang menanjak. Hijau, udara yang sejuk, damai juga ada di sana.

Seorang gadis kecil berpipi tembam dengan rambut di ikat dua 40 menit lalu yang terus memaksa ingin ikut ibu ayahnya pergi.

Sambil membuntuti langkah ibunya gadis itu berkata " Ibu adek ingin ikut" Ibu yang sedang sibuk memasukan sebuah amplop di tas nya "Adek besok kan mau ke ulang tahun temen adek, Fendi". "Ditemenin kakak" tambahnya ucap ibu yang menghampiri gadis itu dengan meletakan tangan nya di atas kepala anaknya dan mengelus rambut nya dengan lembut "Adek jangan ikut ya, kasian nanti Fendi  teman main nya gak dateng di acara ulang tahun nya".  Akan tetapi gadis itu terus merengek menggoyang-goyangkan kedua tangan ibu nya, membujuk agar tetap ingin ikut.

Aku yang sudah duduk didepan ayah yang sedang mengendarai motor tua milik nya menuju jalan desa nenek.

Bulir an air yang terus menetes dari beberapa daun. Serta jalanan dan rerumputan yang masih basah karena terkena tetesan hujan yang mengguyur jalanan tadi pagi. 

Aku terpaku melihat pemandangan yang menenangkan. Sepanjang perjalanan di kanan kiri ku tampak sawah yang luas yang tiap sepetak tanah nya di tanami padi, Ada juga perkebunan milik orang yang banyak di tanami sayuran, tentu saja. Disini tekanan cuacanya cocok untuk tanaman seperti sayur-sayuran.

35 menit berlalu, tiba aku mengerutkan dahi ku memfokuskan pandangan mataku. Iya benar. " Yeay, itu  rumah nenek kita hampir sampai ayah " ucapku. Lalu melihat ayah yang sedang mengangguk-anggukan kepalanya yang tengah fokus mengendarai motor nya karena kita  melewati jalanan yang berbatu.

Setelah melewati rumah mbok sani tetangga nenek. " Sudah sampai "ucap ayahku.

Aku yang berlari kecil menuju tempat yang tiga tahun tidak aku kunjung i . Menyambar dan langsung mengetuk pintu rumah milik nenek. 

"Nenek, Assalamualaikum Luluk datang " 

Iya, Nenek alasanku agar tetap ingin ikut . Mempunyai nenek yang hanya satu-satunya dalam hidup aku. Nenek yang selalu berkata lemah lembut, penuh kasih sayang, petuah yang mengajari banyak hal bahwa hidup, harus saling membagi, menghormati, menghargai dan semangat berusaha untuk mencapai sesuatu. Proses nya memang sulit, tapi hasilnya nanti bisa menyembuhkan rasa capek ketika berproses itu. Cintanya bagiku seperti ibu ke dua. Nenek favorit dalam hidup aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun