Setiap orang memiliki hasyat ingin mengubah "dunia", kemudian disusul rasa ingin membuktikannya kepada mereka yang dirasa perlu. Tapi, tidak semua orang memiliki kesempatan tersebut. Sehingga inilah yang membedakan anatara siapa yang bisa mencuat namanya lewat sederet aksi-aksi tertentu yang membuat dirinya dikenang sepanjang masa, dengan siapa yang selalu merasa dirinya tak memiliki kesempatan untuk membuktikan meski aksinya justru lebih banyak dilakukan dibanding mereka yang berhasil. Apa yang membedakan?
Saya tidak menampik jika kesempatan itu selalu ada untuk setiap orang atas keinginannya masing-masing, hanya saja terkadang kita susah untuk bersabar menunggu peluang itu datang, hingga akhirnya kita berhasil menggagalkan diri kita sendiri untuk bertemu dengan kesempatan tersebut.
Saat saya merasa apa yang saya perjuangkan "ditelan" oleh waktu yang tak bisa saya hentikan, saya mencari cara lain untuk tetap berjuang di atas garis yang saya bentangkan menuju titik yang selama ini saya harapkan dan saya impi-impikan. Sambil menunggu persetujuan Tuhan atas proposal rencana hidup yang selama ini saya susun, dan tak bosan untuk terus berusaha mendekatkan diri padaNya seraya memohon.
Berapa banyak saya gagal dalam usaha mencetak prestasi, gagal menjalankan bisnis, gagal menjadi pribadi yang lebih hebat, gagal menjadi pribadi yang lebih baik, seberapa banyak kesalahan dan kealfaan saya? Itu jelas sudah tak terhitung. Entah masihkah pantas rencana hidup itu diserahkan sambil terus meminta untuk dilancarkan atas rencana-rencana yang ada, atau justru tidak sama sekali. Hingga saat ini upaya perbaikan tetap diupayakan guna esok lebih baik
Seiring berjalan waktu, ada dua jurus yang saya pelajari lebih dalam untuk dapat menggapai setiap impian-impian yang lama menjadi penghias kehidupan dan pembakar api semangat...
- JURUS #1 - "LIHATLAH KE BAWAH"
- JURUS #2 - "LIHATLAH KE ATAS"
Jurus pertama, sudah menjadi sifat manusia yang wajar karena dilengkapi fitur nafsu dalam dirinya sehingga terkadang apa yang diinginkan sudah tercapai munculan keinginan-keinginan lain yang lebih lagi. Pada akhirnya terkadang kita terpeleset dan lupa diri atas apa yang sudah kita raih selama ini. Solusi untuk mengatasinya, lihatlah ke bawah, kita akan melihat ternyata ada yang lebih "kurang" daripada kita.
Jurus kedua, untuk menumbuhkan jiwa yang positif, jiwa yang penuh semangat, dan jiwa yang penuh totalitas, sudah seharusnya kita melihat yang "lebih" dari kita sambil tetap mewaspadai adanya keinginan yang irasional muncul.
Bentangkanlah rencana hidup, susun strategi, upayakan pencapaiannya, dan sisanya serahkan kepada Sang Pencipta. Kita hanya perlu bersabar sambil terus mempersiapkan diri. Karena itu akan hadir saat kita siap, dan jika datang saat kita sudah siap, dijalaninya pun pasti akan lebih dahsyat.
Salam Penuh Semangat Untuk Indonesia Lebih Dahsyat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H