Mohon tunggu...
Arifatul Hikamiah
Arifatul Hikamiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Pemula

Hitam tak selamanya menakutkan, sering kali hitam untuk persembunyian dan menghindari kata " mencolok"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Air Hujan yang Terukur dalam Ayat-ayat Semesta

29 Mei 2021   19:16 Diperbarui: 29 Mei 2021   19:26 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air Hujan yang Terukur dalam Ayat-Ayat Semesta

Oleh: Luluk Arifatul Hikamiah

Masyarakat Indonesia pastinya tidaklah asing dengan air hujan. Karena seperti yang diketahui bersama, Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki dua musim, musim kemarau dan musim penghujan. Dimana di saat musim penghujan  banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang terendam banjir. Utamanya wilayah Ibu Kota Jakarta, yang rasa-rasanya tak pernah lekang dari bencana banjir setiap musim penghujan tiba.

Namun di sisi lain, air hujan yang turun merupakan keberkahan bagi daerah-daerah lain di Indonesia, utamanya daerah yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang terlalu panjang. Selain itu, musim penghujan juga merupakan waktu bagi para petani untuk mulai menanam tanaman padi. Jadi air hujan ini juga membawa keberkahan, yang sesuai juga dengan salah satu anjuran dalam agama islam, supaya berdoa ketika hujan. Doa ketika turun hujan yang diriwayatkan dalam hadits Bukhari nomor 1032, dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan: 

"Allahumma shayyiban naafi`an". Yang memiliki arti "Ya Allah, turunkan lah pada kami hujan yang bermanfaat".

Hal ini sangat bagus jika dijadikan kebiasaan, untuk selalu berdoa supaya hujan yang turun menjadi kebermanfaataan bagi kehidupan.

Air hujan yang turun ke bumi, bagi kebanyakan orang dianggap sebagai peristiwa alam biasa. Akan tetapi di dalam Al-Quran pada surat Az-Zukhruf ayat 11 Allah berfirman

Yang artinya: Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan) lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).

Sehingga dari ayat ini di dapatkanlah fakta  mengenai hujan, bahwasanya hujan diturunkan ke bumi pada dasarnya tidak semata-mata turun begitu saja akan tetapi dalam kadar tertentu. Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang  jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.

Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur'an dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar". Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini. Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidak seimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur'an.

Dewasa ini, dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), semakin banyak pula kajian ilmu yang berkembang yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Salah satu pada bidang fisika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun