Mohon tunggu...
Luluk ilmu karomah
Luluk ilmu karomah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswi

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yuk Belajar Filsafat Rekonstruksionisme!

9 Juni 2020   07:48 Diperbarui: 9 Juni 2020   07:45 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr. wb.
Haii teman teman kompasiana semoga kalian senantiasa diberi kesehatan dan slalu dalam lindunganNya. Kali ini aku akan membahas tentang filsafat pendidikan rekonstruksionisme. Apasih rekonstruksionisme itu? Siapa saja tokoh tokohnya? Bagaimana keterkaitannya dalam dunia pendidikan? Langsung aja yaa.. yuk discroll!

A. Pengertian
    Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris recontruct yang artinya menyusun kembali. Sehingga dapat diartikan bahwa rekonstruksionisme adalah aliran yang merombak tatanan lama menjadi tatanan kebudayaan baru yang bercorak modern serta berupaya membuat kesepakatan dengan manusia untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan.
  Rekonstruksionisme ini mirip dengan perennialisme dalam prinsipnya. Namun, untuk visi dan cara mencapai tujuannya berbeda.
1. Perennialisme : Kembali ke kebudayaan lama yang sudah teruji dapat menangani krisis yang ada.
2. Rekonstruksionisme : berusaha mencari kesepakatan semua orang untuk dapat mencapai tujuannya.

   Dalam rekonstruksionisme mempunyai keyakinan bahwa alam mempunyai 2 hakekat: materi dan rohani, yang mana realita bersifat universal dan ada dimana mana. Dan dalam aliran ini masa depan bangsa itu diatur dan diperintah oleh rakyat, cita-cita yang sesungguhnya bukan hanya sebuah teori tapi harus diwujudkan.

B. Tokoh-tokoh Pemikir Rekonstruksionisme

1. George Count (Amerika, 9-12-1889)
    Pemikiran count berawal dari terbitnya buku jhon dewey yang dijadikan gerakan oleh Count dan Parolin pada 1920.
   Mereka memberikan gagasan yang bermaksud membangun masyarakat baru yang dipandang adil. Untuk pendidikan menurutnya harus menjadi agen of change, pendidikan diperlukan untuk mengungkapkan konsepsi peradaban dan perumusan yang dapat mempersiapkan para peserta didik untuk mengatasi krisis sosial dan ketinggalan budaya, untuk itu pendidik memegang posisi sebagai ujung tombak pengambil pertama dalam transformasi sekolah.

2. Caroline Pratt
    Caroline mengungkapkan bahwa dalam pendidikan nilai terbesar suatu sekolah harus menghasilkan manusia yang dapat berpikir secara efektif dan kontruktif. Sedangkan untuk mencapai tujuannya berupaya mencari kesepakatan dan bekerjasama antar sesama manusia.

3. Paulo Freire (19-9-1921)
    Menurut Paulo pendidikan memiliki tujuan untuk membuka mata peserta didik agar mereka bisa melakukan transformasi sosial.
   Paulo memandang kalau pendidikan pada masa itu selalu ada campur tangan politik di dalamnya, baik untuk mempertahankan status quo maupun untuk menciptakan perubahan sosial. Karena itu metode yang digunakan dalam pembelajaran ialah banking concept of education yang mana metode ini hanya mentransfer pengetahuan saja dan menjadikan peserta didik pasif dalam proses pembelajaran.

Mungkin itu saja, semoga bermanfaat :)
See you later :)
May Allah blessed you all :)

Wassalamualaikum wr. wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun