Mohon tunggu...
Lulu Jola
Lulu Jola Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Semester 6 Bahasa Inggris, Universitas Victory Sorong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahasa Daerahku, Warisanku

11 Februari 2014   07:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah bangsa yang pluralis, terdiri dari begitu banyak suku, agama dan kepercayaan yang dianutnya. Setiap suku di Indonesia memiliki kekayaan warisan dan budaya yang begitu luar biasa. Salah satu warisan budaya itu adalah bahasa daerah. Hampir semua suku di Indonesia memiliki bahasa yang berbeda.

Tercatat Indonesia memiliki 742 bahasa ibu yang tersebar di seluruh penjuru nusantara mulai dari sabang hingga merauke. Walaupun menurut saya masih ada lebih banyak lagi bahasa yang belum tercatat ataupun belum diteliti sama sekali.Sebut saja di Papua Barat. Ada begitu banyak bahasa daerah di Papua Barat yang dituturkan oleh berbagai suku yang berbeda. Namun sangat disayangkan, pemerintah daerah belum menyadari pentingnya melestarikan bahasa daerah ini di tengah-tengah krisis penutur bahasa daerah yang profesional.
Hal inilah yang menyebabkan banyak generasi muda Papua tidak bisa berbicara dalam bahasa daerahnya. Pemerintah daerah lebih banyak mengarahkan kiblatnya ke arah teknologi dan perkembangan zaman yang modern. Namun melupakan molekul terkecil seperti bahasa daerah yang sebenarnya begitu penting. Tidak salah jika kita ingin melangkah maju dan tidak tertinggal oleh zaman/era, namun kekayaan budaya tidak haruslah ditinggalkan di belakang langkah kita.
Negara Indonesia dalam UUD 45 telah menunjukan sikapnya untuk menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya Nasional. Namun masih belum bisa mempertajam matanya untuk melihat bagaimana krisis budaya bahasa daerah di Indonesia ini.
6 Februari 2014 dalam surat kabar daerah "Papua Barat Pos". Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, Lindert Imbir mengatakan setuju dengan usulan penerapan bahasa daerah khususnya Bahasa Moi sebagai salah satu bidang studi di sekolah. Langkah ini bisa menjadi sebuah langkah baik sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya. Semoga saja langkah ini segera diadopsi kota dan kabupaten lain yang ada di Papua Barat. Kemudian menjadi sign bagi daerah lain yang belum melakukan langkah yang sama, untuk sama-sama melestarikan bahasa daerah.
Saya seorang mahasiswa Bahasa Inggris namun begitu tertarik dengan bahasa daerah sehingga melakukan penelitian tentang bahasa daerah khususnya daerah Serui-Ambai, Papua. Hal ini membuat saya begitu tertarik dan berharap agar bahasa-bahasa daerah di Indonesia tetap dilestarikan dengan cara diajarkan pada siswa sekolah, mengingat kurangnya kesadaran orangtua di rumah untuk memberikan pengetahuan bahasa daerah terhadap anaknya. Bahkan ada orangtua yang juga tidak mampu berbahasa daerah.
Semoga saja kita semua menjadi generasi muda yang menghargai warisan budaya dan tetap mampu melestarikannya...

Mohon maaf jika ada kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan dalam tulisan-tulisan berikut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun