Mohon tunggu...
Lulu Hasanah
Lulu Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Politik dan Kewarganegaraan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sorotan Terhadap Tantangan Demokrasi di Era Kebiri: Membongkar Mitos dan Membangun Perspektif Baru

11 Juni 2024   09:49 Diperbarui: 11 Juni 2024   09:54 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Demokrasi, sebagai fondasi sistem pemerintahan di banyak negara, menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era kebiri. Kebiri di sini bukanlah konsep medis, melainkan penghambatan atau pembatasan atas kebebasan berpendapat, berorganisasi, dan berpartisipasi dalam proses politik. Dalam konteks ini, muncul serangkaian mitos tentang kebiri dan dampaknya terhadap demokrasi yang perlu dibongkar.

Salah satu mitos yang umum adalah bahwa kebiri dianggap sebagai solusi instan untuk mengatasi ketidakstabilan politik atau konflik sosial. Namun, pengalaman sejarah menunjukkan bahwa tindakan represif semacam itu seringkali memicu ketegangan yang lebih dalam dan berdampak negatif pada stabilitas jangka panjang. Selain itu, kebiri sering kali digunakan sebagai alat oleh penguasa otoriter untuk mempertahankan kekuasaan mereka tanpa pertanggungjawaban kepada rakyat.

Di sisi lain, ada argumen yang menyatakan bahwa kebiri diperlukan untuk melindungi nilai-nilai demokratis dari ancaman eksternal atau internal. Namun, pendekatan ini seringkali menimbulkan pertanyaan tentang batasan-batasan yang ditetapkan pada kebebasan individu dan hak asasi manusia. Sebagai gantinya, tantangan bagi demokrasi di era kebiri adalah untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan akan keamanan dan perlindungan terhadap kebebasan sipil yang mendasar.

Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan upaya untuk membangun perspektif baru yang memandang demokrasi sebagai prinsip yang inklusif dan dinamis, bukan sebagai instrumen yang statis atau kaku. Ini mencakup promosi ruang publik yang terbuka dan inklusif, penguatan lembaga-lembaga demokratis, serta pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi dalam segala situasi. 

Dengan demikian, kita dapat membentuk masa depan di mana demokrasi tetap menjadi fondasi bagi keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun