Dalam menulis atau bercakap menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, tentulah tidak mudah. Kita di haruskan untuk menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Ejaan Yang Disempurnakan ini, merupakan aturan-aturan dasar ejaan dalam Bahasa Indonesia yang hingga saat ini masih digunakan dan mengalami berbagai perubahan dari masa lampau menuju masa sekarang ini. Contoh EYD ini adalah penulisan ejaan sebelumnya dengan contoh ejaan:
- 'j' pada masa lampau dan berubah pada saat ini menjadi huruf ejaan 'y'. Dengan contoh Sajang menjadi Sayang.
- 'dj' pada masa lampau dan berubah pada saat ini menjadi huruf ejaan 'j'. Dengan contoh Djoko menjadi Joko.
- 'nj' pada masa lampau dan berubah pada saat ini menjadi huruf ejaan 'ny'. Dengan contoh Njamuk menjadi Nyamuk.
- 'sj' pada masa lampau dan berubah pada saat ini menjadi huruf ejaan 'sy'. Dengan contoh Sjarat menjadi Syarat.
- 'oe' pada masa lampau dan berubah pada saat ini menjadi huruf ejaan 'u'. Dengan contoh Boedi menjadi Budi.
- 'tj' pada masa lampau dan berubah pada saat ini menjadi huruf ejaan 'c'. Dengan contoh Tjinta menjadi Cinta
Dalam Berbahasa Indonesia yang baik dan benar pun baiknya kita menggunakan bahasa baku guna untuk tetap mejaga eksitensi dari Bangsa Indonesia. Bahasa baku ini sering kali kita temukan pada acara-acara formal atau resmi. Dalam berbagai macam Bahasa Indonesia pada saat ini, apalagi dengan tetap maju nya zaman maka banyak nya pula kita temukan berbagai perubahan-perubahan terhadapa Bahasa Indonesia ini. Karena tidak ingin nya mendapat sebutan 'ketinggalan zaman' maka kerap kali kita temukan orang-orang lebih sering menggunakan 'bahasa gaul' dalam penerapan penggunaan bahasanya setiap hari. Maka dari itu, sebagai generasi penerus bangsa baiknya kita sebagai seorang pemuda terkhusus seorag Mahasiswa harus lah terus melestarikan, mengembangkan, serta membudidayakan Bahasa Indonesia yang baik.
Dalam konteks pemilihan atau penulisan kata baku dalam Bahasa Indonesia pun memiliki berbagai syarat dan ketentuan sebagai pemakaian huruf. Dalam pemilihan pemakaian huruf memiliki 2 ciri yaitu pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf miring.
- Huruf Kapital. Dalam pengggunaan huruf capital, sering kali kita temukan pada awalan kalimat. Tetapi, dalam penggunaan huruf capital pula mempunyai bermacam tempat dalam implikasinya, yaitu pada awalan nama orang, nama kota atau daerah, nama gelar atau kehormatan, nama Tuhan, awalan kalimat setelah titik, awalan kalimat setelah tanda pentik ("), dll.
- Huruf Miring. Dalam penggunaan huruf miring ini berfungsi untuk memberikan penekanan terhadap sebuah kata atau kalimat. Dalam konteksnya, penggunaan kalimat miring ini berasal dari bahasa Asing yang pada umumnya di gunakan pada kata atau Bahasa Latin, judul buku, nama Koran atau media pers lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H