Mohon tunggu...
Luluatun Nayyiroh
Luluatun Nayyiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Tidak ada kata terlambat dalam belajar, kecuali jika jantung telah berhenti berdetak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Digital dalam Pembelajaran Matematika Era Society 5.0

3 Desember 2022   22:23 Diperbarui: 3 Desember 2022   23:18 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada era society 5.0, manusia dituntut untuk mengubah teknologi menjadi kearifan baru yang berguna bagi kehidupan. Era Society 5.0 mengharapkan manusia dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan masalah sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di Era Revolusi Industri 4.0 seperti Internet on Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan robotika untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. 

Berdasarkan World Economic Forum dalam Nudiati dan Sudiapermana (2020) menyebutkan bahwa dibutuhkan 6 (enam) keterampilan literasi dasar, termasuk literasi digital untuk menjawab tantangan dalam dunia pendidikan pada Era Society 5.0. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan siswa untuk menerapkan literasi digital dalam pembelajaran matematika di kelas.

Literasi digital dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk mengakses, memahami, dan menggunakan teknologi secara cerdas. Literasi digital sangat penting karena merupakan hal mendasar yang harus dimiliki pendidik, salah satunya adalah pendidik matematika agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikan dalam berbagai situasi. Dalam menerapkan literasi digital, pendidik matematika dapat menggunakan empat hal untuk pembelajaran matematika di Era Society 5.0 diantaranya adalah Internet on Things (IoT), virtual atau augmented reality (AR), kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), dan Big Data.

Menurut Gojono, Kwandy, Victoria, Syachputra, Kumemap, dan Anggraini (2021), contoh pemanfaatkan Internet on Things (IoT) dalam pembelajaran matematika adalah dengan pertemuan tatap muka dan melakukan ujian secara virtual. Hal ini membuat proses pembelajaran matematika yang dilakukan secara daring lebih mudah bagi pendidik dan siswa. Dampak pembelajaran matematika menggunakan IoT akan memungkinkan pembelajaran di kelas virtual, selain itu dapat membuat diskusi antar siswa lebih hidup. IoT juga memungkinkan pendidik dan siswa untuk bekerja lebih efisien. 

Dengan menggunakan cloud, pendidik dapat lebih cepat melihat informasi nilai dan statistik siswa, sekaligus mengumpulkan data hasil belajar matematika siswa. Sedangkan bagi siswa, memudahkan siswa untuk mengakses informasi dengan mudah kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan IoT dalam pembelajaran matematika.

Adami dan Budihartanti (2016) Augmented reality (AR) adalah jenis teknologi interaktif yang menggabungkan objek nyata dan virtual yang akan menghasilkan objek 3D yang akan ditampilkan pada layar. AR banyak digunakan diberbagai bidang, dan bidang pendidikan adalah salah satunya. Dalam dunia pendidikan, AR digunakan sebagai media pembelajaran agar lebih menarik. Teknologi AR ini dapat diterapkan pada sistem pembelajaran matematika, terutama pada materi bangun ruang.

Penggunaan teknologi AR diharapkan mampu menampilkan objek berupa bangun ruang secara virtual 3D dengan menggunakan gambar yang dijadikan sebagai penanda. Penanda yang terdeteksi oleh kamera pada smartphone android akan menampilkan objek 3D bangun ruang sehingga siswa dapat mengamati bentuk bangun ruang secara realtime.

Sebagaimana dijelaskan OECD dalam Batubara, M. H. (2020) diharapkan para pendidik di Era Society 5.0 dibekali kompentesi yang dapat menguasai Artificial Intelligence (AI) sebagai sarana dalam proses belajar mengajarnya. Sejalan dengan hal tersebut, pendidik seharusnya sudah menerapkan kompetensi aplikasi dalam pembelajarannya.

Seperti menggunakan aplikasi untuk merekam dan mengedit audio materi matematika, membuat video pembelajaran matematika yang interaktif dan menarik, membuat blog untuk berdiskusi terkait pembelajaran matematika dengan siswa, membuat presentasi materi matematika yang menarik siswa untuk belajar, membuat portofolio digital, membuat kuis atau ujian matematika berbasis digital, dan dapat mengoperasikan pembelajaran matematika secara daring.

Menurut Efgivia (2020), big data dianggap sebagai peluang baru untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan siswa dan dalam proses pembelajaran siswa. Menggunakan Big data dalam pendidikan matematika tidak lagi bersifat fiktif dan sudah diterapkan di beberapa sekolah. Dengan berbantuan perangkat lunak untuk menganalisis kebutuhan siswa dan mengetahui perkembangan pembelajaran matematika siswa.

Dengan penerapan literasi digital dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat mendorong dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga dapat meningkatkan dan menguatkan pemahaman siswa terhadap materi matematika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun