Peristiwa sejarah pada masa penjajahan sebelum indonesia merdeka tentunya memiliki sebuah cerita perih yang akan terus dikenang hingga akhir zaman.
Pada masa itu banyak sekali pengkhianatan anak bangsa yang dengan rela menggadaikan kemerdekaan dan kehormatannya demi mementingkan dirinya sendiri. Karena dengan begitu mereka bisa hidup makmur dan bisa merasakan hidup mewah tanpa memikirkan rakyat lainnya yang menderita akibat ulah mereka. Bagi mereka harta dan kenyamanan hidup lebih berharga daripada kemerdekaan negara.
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, perjuangan bangsa masih terus dilanjutkan oleh para pahlawan bangsa. Kesenjangan sosial yang diakibatkan oleh penjajahan Belanda, masih membekas pada masa pemerintahan orde lama hingga orde baru.
Perjuangan untuk mendapatkan persamaan hak-hak pun berlangsung. Para pejuang dengan gigih memberantas ketidakadilan, yang mengakibatkan kini setelah 71 tahun warga Indonesia dapat hidup berdemokrasi. Akan tetapi perjuangan mereka tidak sampai situ saja, karena nyatanya masih banyak orang yang terus saja merugikan negara.
Seperti yang tercantum pada cerita pendek berjudul "Pejuang" karya dari Maria Maghdalena Bhoernomo yang menceritakan terkait penjajahan sebelum indonesia merdeka dan sesudah indonesia merdeka.
Penulis menceritakan seorang Lelaki Tua yang berjuang memberantas para pengkhianat bangsa. Bahkan sampai akhir hayatnya pun ia bertekat akan terus mengabdi kepada negara. Dulu beliau adalah seorang pejuang yang pernah ber perang dengan para pahlawan ketika negara masih dijajah. Bersyukurnya ia masih diberi umur panjang sehingga ia bisa melanjutkan perjuangannya untuk negara.
Lelaki Tua itu ingin para rakyat hidup dengan damai tanpa adanya pengkhianatan di antara mereka. Akan tetapi Cucu dari Lelaki Tua ini merupakan salah satu bagian dari pengkhianat bangsa. Karena sang cucu adalah seorang pengusaha besar yang diam-diam ikut mengekspor kayu ke negara-negara lain secara ilegal. Cucunya bekerja sama dengan kaum penebang liar yang telah merusak ribuan hektar hutan di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.
Dulu ketika Lelaki Tua sedang di beri tugas oleh Jenderal Sudirman beliau berkata "Para pengkhianat bangsa adalah musuh yang lebih berbahaya dibanding Kompeni. Mereka tak pantas hidup di negara sendiri. Kita harus menumpasnya sampai habis. Mereka tak mungkin bisa diajak berjuang karena sudah nyata-nyata berkhianat." Alhasil para pejuang ini pun mencampurkan racun ke dalam minuman pengkhianat untuk memusnahkan mereka.
Di dalam cerpen ini penulis mengajak kita untuk tidak egois dengan mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain yang kesusahan akibat ke egoisan kita sendiri. Dan di cerpen ini pula penulis mengajarkan kita untuk tidak serakah. Karena akibat dari keserakahan ini lah para pengkhianat menjemput nyawa mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H