Mohon tunggu...
lulu aperianti
lulu aperianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bangka Belitung,

Jurusan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Media Sosial terhadap Perubahan Suara Pemilih pada Pemilu 2024

1 Agustus 2024   12:30 Diperbarui: 1 Agustus 2024   12:31 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Foto: Lulu Aperianti

Tentunya diera globalisasi dan perkembangan IPTEK saat ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan media sebagai sumber untuk mendapatkan berita.  Baik dari media cetak, media elektronik, ataupun media digital. Yang awalnya berita hanya bisa kita baca melalui media cetak seperti koran, tetapi dengan seiringnya waktu dan teknologi sudah mulai berkembang dengan sangat pesat, sehingga segala sesuatu informasi lebih mudah diakses melaui teknologi digital, adanaya aplikasi seperti Google, Whatsapp, Instagram, dan Tiktok. Saat ini aplikasi sudah memiliki banyak fitur baru  salah satunya aplikasi Whatsapp melalui aplikasi ini kita tidak hanya bisa berkomunikasi tetapi kita juga bisa bergabung kepada saluran berita yang kita inginkan sehingga kita bisa tahu perkembangan berita setiap harinya.


Tidak hanya itu para kepentingan politik juga memanfaatkan media sebagai  alat ataupun sarana  untuk menyampaikan informasi dan mengawasi berbagai tindakan pemerintah, dan menginformasikan langsung kepada masyarakat sehingga memudahkan para masyarakat untuk berperan aktif dalam memberikan penilaian terhadap kinerja pada pemerintahan. apakah sudah berjalan dengan baik atau belum. Selain itu media juga dimanfaatkan para calon presiden, calon bupati, dan calon gubernur  berkampanye menyampaikan visi-misinya ataupun program melaui media sosial. Bagi masyarakat yang suka menonton video Tiktok pastinya mereka tahu bahwa menjelang pemilu tahun 2024 banyak berita tentang masing-masing calon. Bahkan pada  saat pemilu pernah heboh mengenai sebutan "gemoy" untuk panggilan Prabowo Subianto. Dan istilah "burung hantu" untuk sebutan Anis Baswedan. Istilah ini awalnya muncul dari para Gen Z karena melihat dari perilaku dan karakter mereka. Pastinya para pendukung calon akan mempromosikan dan menjaga image para calon. Tetapi hal ini sering menjadi perdebatan karena adanya perbedaan pendapat dari Masing-masing masyarakat. Dan ingin menjatuhkan paslon lainnya. Para kampanye pemilu tahun 2024 banyak para influencer bergabung dengan masing-masing paslon yang menurut mereka cocok untuk menjadi pemimpin, sehingga banyak para penggemar yang melihat idolanya memilih calon tersebut mereka jadi terpengaruh  untuk memilih calon yang sama.


Dengan adanya perkembangan pasti akan ada banyak tantangan ataupun dampaknya ketika media tidak digunakan dengan benar. Adapun dampak negatifnya ketika ada salah satu oknum yang menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya atau sering kita dengar dengan sebutan berita Hoax. Bagi masyarakat yang masih awam dengan perkembangan, pastinya mereka dengan mudanya menerima informasi tanpa mencari kebenarannya, hal inilah yang nantinya akan munculya perdebatan antara masyarakat karena memiliki pendapat yang berbeda. Video yang FYP melalui beranda tiktok bisa terus menerus memunculkan salah satu paslon yang sering kita cari, sehingga merubah pandangan politik seseorang untuk memilih orang tersebut, tanpa disadari bahwa mereka memilih hanya karena konten tersebut lewat beranda dan membuat mereka tidak ada lagi rasa penasaran untuk melihat video dari calon pasangan lainnya. Dan dampak positifnya masyarakat bisa mudah mendapatkan berita, terutama bagi Gen Z yang malas sekali untuk membaca dan lebih banyak menonton tiktok mereka bisa saja menjadi tertarik dengan politik sehingga bisa berperan aktif dalam pemilu, selaik itu para pemili pertama yang belum pernah ikut mencoblos sebelumnya mereka bisa paham hanya dengan menonton edukasi bagi pemili pertama.


Jadi manfaat media ini banyak sekali untuk kepentingan dan untuk pengetahuan lainnya, tergantung kita sebagai penggunanya bagaimana mengendalikan media tersebut, jangan mudah terpengaruh dengan berita Hoax yang tersebar di mana-mana dan mulai lh lebih menggali informasi yang benar agar tidak mudah tertipu. 

Referensi : 

Ilham, Jauhariyah, Zahratunisa, Rahmawati. . Penggunaan Media Sosial Dalam Kampanye Pilpres 2024 Untuk Memperebutkan Suara Generasi Muda.

https://jurnalfisip.uinsa.ac.id/index.php/politique/article/view/526/352

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun