Tak terasa sudah setahun lebih lamanya Indonesia menghadapi wabah covid-19. SARS-CoV-2 atau yang biasanya disebut virus corona pertama kali muncul pada awal Desember 2019 di kota Wuhan, China. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan masih satu keluarga dengan virus SARS dan MERS. Sama seperti virus-virus yang lain, covid-19 juga dapat bermutasi menjadi beberapa varian.
Salah satu varian yang membuat Indonesia gempar akhir-akhir ini adalah virus varian delta. Virus ini dikenal memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya. Menurut Prof. Raina Macintyre dari University of New South Wales penularan varian baru ini juga dapat terjadi melalui udara dalam ruangan meskipun tanpa adanya kontak singkat. Rentang waktu penularannya juga sangat cepat yaitu sekitar 5 sampai 10 detik.
Cepatnya penularan virus varian delta menyebabkan tingginya lonjakan kasus covid-19 beberapa minggu terakhir. Double masking dapat menjadi salah satu cara efektif untuk meminimalisir penyebaran covid-19. Double Masking itu sendiri dapat diartikan menggunakan dua macam masker secara bersamaan untuk memberi perlindungan lebih. Double masking juga dapat membantu meningkatkan filtrasi udara dan menutup celah-celah yang kurang rapat. Penggunaan double masking juga tidak dapat dilakukan dengan sembarang. Ada beberapa aturan yang harus kita ikuti agar penggunaan double masking dapat dilakukan secara maksimal.
Hasil studi Centers for Diasese Control and Prevention (CDC) yang diterbitkan dalam jurnal Morbidity and Mortality mengenai efektifitas masker menunjukan bahwa penggunaan dua lapis masker atau menyimpulkan tali masker dapat menyaring virus covid-19 sampai dengan 90%. Dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa masker bedah dapat memfiltrasi partikel udara yang berpotensi menularkan virus corona sebanyak 84,3%. Namun, ketika didouble dengan masker berbahan kain perlindungannya dapat meningkat hingga 96,4%
Hal ini terjadi karena masker bedah biasanya terpasang longgar dan masih menyisakan celah di atas hidung dan di pipi. Akibatnya, masih ada partikel udara maupun droplet yang bisa masuk melalui celah-celah ini. Berbeda dengan masker bedah, masker kain biasanya dapat diatur tingkat keketatannya sehingga lebih rapat dan tidak menyisakan celah. Oleh karena itu, kombinasi masker bedah dengan masker kain sangat dianjurkan untuk meningkatkan perlindungan diri.
Namun, ada beberapa kombinasi masker yang tidak dianjurkan. Salah satunya adalah kombinasi masker medis dengan masker medis. Kombinasi ini dianggap kurang efektif karena penggunaan dua lapis masker medis  justru membuat masker menjadi lebih longgar. Penggunaan dua lapis masker yang longgar menjadi suatu hal yang sia-sia karena partikel udara yang dihirup tidak terfiltrasi dengan baik. Contoh lain dari kombinasi masker yang tidak dianjurkan adalah kombinasi masker kain dengan masker kain.
Untuk memaksimalkan double masking, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut cara penggunaan double masking yang tepat agar dapat bekerja dengan efektif:
- Gunakan masker bedah sebagai lapisan pertama. Pastikan kawat tipis yang terletak di atas hidung ditekan sehingga mengikuti bentuk hidung.
- Gunakan masker berbahan kain sebagai lapisan kedua. Pakai masker yang ukurannya cocok agar tidak meninggalkan celah.
- Pastikan tali masker dikaitkan dengan baik agar tidak longgar.
- Periksa Kembali masker Anda. Pastikan tidak ada celah di bagian atas dan samping yang belum tertutup rapat. Pastikan juga Anda dapat bernapas dengan nyaman.
- Double masking tidak direkomendasikan untuk anak-anak.
Dalam kondisi seperti sekarang ini, penggunaan double masker sangat penting untuk meningkatkan perlindungan diri agar terhindar dari penularan covid-19. Mulai sekarang biasakan untuk menggunakan double masker saat melakukan aktivitas di luar rumah. Pastikan Anda sudah melakukannya dengan cara yang tepat. Jangan lupa untuk selalu mengonsumsi vitamin dan makan makanan yang bergizi untuk memperkuat sistem imun. Tetap patuhi protokol Kesehatan (5M) dan segera lakukan tes swab/PCR jika merasakan gejala covid-19 atau melakukan kontak dekat dengan penderita. Semoga pandemi ini cepat berakhir sehingga kita dapat kembali beraktivitas seperti biasa tanpa merasa khawatir. Stay safe!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H