Mohon tunggu...
Lulu Safitri
Lulu Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi PBSI, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hargai perjuangan seseorang dan teruslah semangat belajar menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

H-3 Kuliah Daring

25 Februari 2021   23:17 Diperbarui: 25 Februari 2021   23:41 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai, malam semuanya...

Hari terus berganti, semakin cepat rasanya waktu berjalan. Waktu libur kuliah selama 3 bulan, hampir habis. Banyak kejadian pada diri kualami, yang tak dapat kuceritakan. Insecure, mudah mengeluh, berpikir yang berlebihan, tidak dapat mengontrol emosi, dan terlalu bahagia. Itulah beberapa hal yang sering dirasakan, H-3 perkuliahan daring, sudah saatnya membuang beberapa hal yang disebutkan di atas.

Semangat terus yaa, diriku. Kuatkan dan mantapkan hatimu, agar lelah yang kini kau rasa akan hilang begitu saja, tanpa sedikitpun rasa menyesal. Kuliah daring memang kurang nikmat rasanya, aku yakin bahwa selalu ada hikmah dibalik semua rencana-Nya yang indah. Masalah yang pernah dialami, gangguan sinyal, dan beberapa hambatan lainnya, cukup hadapi dan sukuri. Bayangin aja, kalau kuliah tatap muka, aku pasti ngerasain capek di perjalanan, ditambah tugas dari para dosen.

Allah tahu apa yang terbaik untuk kita semua saat ini. Aku terima, walau kuliah masih secara daring. Aku masih dapat membantu ibu dan kakakku, di sela jam perkuliahan. Aku masih bisa mengerjakan sesuatu di rumah. Aku masih bisa mengawasi adik-adik belajar dan bermain. Meski aku tidak seperti anak ramaja lain, yang senang bermain dan sering keluar rumah, aku selalu sibuk.

Hampir setiap kegiatan ekstrakurikuler pada saat SMA aku ikuti, seperti: Pramuka (Wajib), Rohis, Karya Ilmiah Remaja, Tenis Meja, Basket. Senin sampai Jum'at, aku selalu pulang sekolah lebih telat dari temanku yang lain. Tidak ada niat dalam hati, untuk menghindar dari tugas mulia seorang anak, membantu ibu. Aku hanya sedang mencari jati diri.

Aku sadar, ada saatnya untuk mendengar masukan dari orang lain, namun tidak untuk terus memikirkan perkataan orang itu. Karena setiap orang pasti berbeda sikap dan sifatnya. Kita sendirilah yang bisa mengendalikan kehidupan kita. Intinya, ikuti kata dan kehendak hati sendiri. Pasrahkan semua sudah ada yang mengatur.

Kuliah daring, juga masih sempat bertemu teman-teman, kakak tingkat dalam suatu organisasi dan melanjutkan obrolan di Whatts'App.Kamu pasti bisa, Lu!!!. Terus bergerak dan berjalan dengan konsisten. Semuanya dapat teratasi, semua akan selesai dengan seluruh perjuangan, serta doa dari orang-orang di sekelilingmu. Setiap orang punya caranya sendiri, tetapi bersama lebih paham dan mengerti. Terima kasih orang tuaku, saudara/i, serta teman-teman seperjuangan yang siap untuk tumbuh dan berproses bersama.

Mengejar dunia amatlah sulit, apalagi jika ingin mendapatkan yang maksimal. Maka dari itu, harus bisa seimbang antara dunia-akhirat, agar diri selamat. Semua harapan dan cita-cita dapat terwujud dengan kuasa dan rida-Nya. Berhenti memikirkan bayang-bayang dan segala yang belum nyata. Terus berusaha dan berdoa, melakukan hal yang baik, menebar energi positif dan semangat untuk hidup.

Diary Lulu: 25 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun