Mohon tunggu...
Lulu Ariiba
Lulu Ariiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan salah satu dari mahasiswi pada Universitas Negri di Yogyakarta

Saya senang sekali membaca buku fiksi petualangan, jika ada waktu senggang saya selalu membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

TPA Piyungan Overload Berimbas pada Bencana Sampah di Kota Yogyakarta, Bagaimana Menyelesaikanya?

18 November 2023   12:31 Diperbarui: 18 November 2023   15:05 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Humas Pemda DIY

Sampah merupakan salah satu  permasalahan yang paling banyak dijumpai pada kota-kota di Indonesia, salah satunya yaitu Kota Yogyakarta. Semakin meningkatnya jumlah penduduk di Kota Yogyakarta juga menjadi salah satu penyebab dari banyaknya sampah yang dihasilkan. Berdasarkan data dari Sekber Kartamantul (2022), volume sampah yang masuk ke TPA Piyungan sekitar 700 ton per hari yang merupakan hasil akumulasi dari 3 kabupaten / kota (Sleman, Yogyakarta, Bantul), dan  Kota Yogyakarta dinyatakan sebagai penyumbang sampah terbesar ke 2 diantara kabupaten / kota lainya di DIY, dengan volume sampah sebesar 270 ton / hari.  Dapat dikatakan bahwa TPA Piyungan memiliki peranan yang sangat vital dalam mengelola sampah di DIY, hal ini dikarenakan seperti yang kita ketahui bahwa di DIY terutama Kota Yogyakarta, sampai saat ini hanya mengandalkan TPA Piyungan sebagai satu-satunya tempat pembuangan / pemrosesan akhir sampah. 

Dengan luas sekitar 12,5 ha, TPA Piyungan dipaksa untuk menampung ber ton-ton sampah dari tiga daerah, sehingga TPA tersebut pun  overload. Kondisi itu menyebabkan warga di sekitar TPA Piyungan  berkali-kali menutup paksa TPA tersebut dengan berbagai alasan seperti lalu lintas warga yang sering terganggu karena sudah sangat sering terjadi antrian dan kemacetan akibat truk pengangkut sampah, bau dan gas yang ditimbulkan dari tumpukan sampah serta dampak dari limbah TPA yang sudah mencemari sumber air mereka. Pada Tahun 2023 , dalam periode bulan Januari-November tercatat penutupan TPA Piyungan terakhir kali dilakukan oleh pemerintah pada tanggal 23 Juli 2023-5 September 2023, atau sekitar 44 hari. Hal ini turut  meresahkan masyarakat DIY terutama di Kota Yogyakarta, karena  Penutupan TPA Piyungan ini berimbas pada menumpuknya sampah di sudut-sudut Kota Yogyakarta, bahkan hingga meluber ke jalanan karena berhari-hari tidak terangkut. yang menyebabkan pemandangan serta bau yang tidak mengenakan. Sehingga, berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya penangan yang optimal terkait dengan penumpukan sampah di Kota Yogyakarta.

Pengoptimalan pemilahan sampah di setiap rumah tangga dapat menjadi salah satu altenatif penyelesaian permasalahan sampah di Yogyakarta. Demi mengatasi permasalahan sampah di Kota Yogyakarta ini, melakukan pemilahan sampah menjadi hal yang sangat krusial untuk dilakukan. Namun, perlu diingat dalam hal ini masyarakat pun benar-benar harus paham mengapa harus memilah sampah. Berdasarkan hal tersebut pemerintah kota Yogyakarta memegang peran yang sangat penting didalamnya, untuk memberikan berbagai macam sosialisasi serta mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya memilah sampah dan juga bahayanya apabila masyarakat tidak melakukanya. 

Selain itu, alternatif lain penyelesaian permasalahan sampah di Kota Yogyakarta adalah  dengan  penerbitan peraturan larangan pemakaian plastik secara berlebihan serta peraturan peminimalisiran penggunaan plastik oleh Pemkot Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta sendiri belum memiliki peraturan yang tegas beserta sanksinya yang mengatur mengenai pelarangan penggunaan plastik secara berlebihan. Dalam hal ini, dilansir dari republika.co.id, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta hanya pernah menerbitkan aturan dalam bentuk surat edaran terkait pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dalam berbagai kegiatan atau rapat dinas di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta saja, sehingga peraturan mengenai pengurangan penggunaan limbah plastik masih berlaku hanya dalam lingkup lingkungan pemerintahan kota Yogyakarta saja, dan belum masuk kedalam lingkup masyarakat luas. Dan alternatif terakhir yang dapat dilakuan penyelesaian permasalahan sampah di Kota Yogyakarta adalah dengan pensosialisasian pembuatan eco-enzym (cairan hasil fermentasi sampah organik) pada masyarakat. Seorang peneliti asal tahiland dr.Rosukon Poompanvong telah membuktikan bahwa eco-enzym merupakan solusi praktis dalam mengatasi sampah organik, tetapi sayangnya eco-enzym ini kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia, sehingga disinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mensosialisasikan eco-enzym ini serta memberi edukasi mengenai bagaimana cara membuat eco-enzym ini dengan benar.

Adanya, permasalahan sampah di Kota Yogyakarta haruslah menjadi perhatian bagi banyak pihak terutama pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan juga masyarakat luas. Meskipun, pemerintah telah membuat berbagai macam kebijakan untukmenangani permasalah sampah, tetapi jika tidak ada partisipasi masyarakat didalamnya, maka pastinya kebijakan tersebut tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien. Permasalahan sampah yang sangat meresahkan masyarakat ini tentunya hanya dapat terselesaikan dengan menggunakaan komitmen & partisipasi dari semua pihak.

Sumber:

Galuh. (2022, Mei 25). Bappeda Coorporate University #05 Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta. https://bappeda.jogjakota.go.id/detail/index/21096#:~:text=Kota%20Yogyakarta%20sendiri%20menyumbang%20rata,sampah%20(76%2C78%25).

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2021, Mei 19 ). Eko-Enzim: Pengolahan Sederhana Sampah Rumah Tangga, Hasilkan Cairan Serbaguna. Retrieved frommenlhk.go.id: https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3998/eko-enzim-pengolahan-sederhanasampah-rumah-tangga-hasilkan-cairan-serbaguna

Nur, A. (2019, Oktober 12). Yogya Siap Luncurkan Aturan Pengurangan Pemakaian Plastik. Retrieved from republika.co.id: https://news.republika.co.id/berita/pz8org384/yogya-siap-luncurkan-aturanpengurangan-pemakaian-plastik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun