TBC (Tuberkulosis) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
Penyakit ini juga salah satu penyakit yang menjadi perhatian dunia, karena dianggap sebagai salah satu dari 10 penyakit menular yang menyebabkan kematian. Sehingga penyakit ini masih dikatakan salah satu masalah kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data WHO 2018, kasus ini banyak terjadi di seluruh dunia sebanyak 10 juta orang dengan rincian, penderita laki-laki sebanyak 5,7 juta; penderita perempuan sebanyak 3,2 juta; dan penderita anak-anak sebanyak 1,1 juta. Indonesia adalah negara ke-3 yang banyak terjadi kasus tuberculosis paru setelah negara India dan Cina.
Jumlah penderita tuberculosis paru di Indonesia berdasarkan data riskesdas 2018, terdapat 511.873 kasus dan provinsi dengan kasus tuberculosis paru terbanyak adalah Jawa Barat dengan jumlah 99.398, diikuti dengan provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.
Penderita TB paru paling banyak terjadi pada laki-laki yaitu sebanyak 294.757 orang, sedangkan pada perempuan terdapat 217.116 orang. Kasus ini mengalami peningkatan jumlah penderita jika dibandingkan dengan tahun 2017, Â terdapat 420.994 dengan jumlah penderita laki-laki sebanyak 245.298 orang, sedangkan penderita perempuan sebanyak 175.696 orang.Â
Hal ini dapat terjadi karena pada laki-laki dapat disebabkan dari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol, karena terdapat bahan yang bersifat karsinogenik serta zat nikotin dan tar yang terkandung dalam rokok
Persentase TB paru paling banyak terjadi pada rentang usia 45-54 tahun yaitu sebanyak 16,69%. Sedangkan persentase pada usia anak (0-14 tahun) sebesar 10,62%. Hal ini dapat terjadi karena, penyakit ini hanya dapat menyerang orang dengan kekebalan tubuh rendah.
Pada usia 45-54 tahun merupakan usia yang rentan karena pada usia itu, kekebalan tubuh sudah tidak sebagus saat di usia anak-anak. Setiap orang memiliki bibit penyakit TB paru dalam tubuhnya, maka kasus ini dipengaruhi oleh kebiasaan hidup sehat yang sering dilakukan, meliputi pola makan sehat dan pola hidup yang sehat. Penyakit ini sama seperti HIV, apabila kekebalan tubuh rendah maka seorang individu dapat terinfeksi.
Gejala TB paru harus dapat dikenali, agar dapat terhindar dari penyakit ini. Gejala yang perlu diketahui adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam meriang lebih dari 1 bulan.
Pada pasien HIV positif, batuk merupakan gejala TB yang khas sehingga gejala batuk tidak harus selama 2 minggu atau lebih. Berdasarkan suatu penelitian menyebutkan bahwa faktor risiko penyebab TB paru adalah kepadatan penduduk, kemiskinan atau keadaan sosio-ekonomi rendah, kondisi gizi yang buruk, indoors air pollution dari asap rumah tangga, kondisi rumah, kebiasaan merokok, dan kondisi lingkungan seperti polusi udara.
Polusi udara di Indonesia merupakan yang terburuk setelah India, Cina, dan Korea Selatan menurut World Air Quality Index. Kota yang menjadi perhatian utama adalah Jakarta.