Mohon tunggu...
LULA NAJWA KAMILA
LULA NAJWA KAMILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN, PENDIDIKAN IPS

Saya adalah seorang mahasiswa di UIN Jakarta, tempat di mana saya tidak hanya mengejar pendidikan formal, tetapi juga mengembangkan diri secara pribadi dan sosial. Dalam perjalanan akademik saya, saya berusaha untuk tidak hanya memahami teori-teori yang diajarkan, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hobi saya sangat beragam dan mencerminkan minat yang mendalam terhadap seni dan pengetahuan. Menyanyi adalah salah satu cara saya mengekspresikan diri, melalui musik, saya menemukan kebahagiaan dan ketenangan. Selain itu, saya juga memiliki kecintaan yang besar terhadap menulis. Baik itu menulis puisi, cerita pendek, atau artikel, saya merasa bahwa tulisan adalah medium yang kuat untuk menyampaikan ide dan perasaan. Membaca buku merupakan hobi lainnya yang sangat saya nikmati. Saya percaya bahwa setiap buku adalah jendela ke dunia baru, penuh dengan pengetahuan dan pengalaman yang dapat memperkaya wawasan saya. Dari novel fiksi hingga buku non-fiksi, saya selalu berusaha untuk mengeksplorasi berbagai genre dan tema. Sebagai seseorang yang aktif secara sosial, saya sangat menghargai interaksi dengan orang lain. Saya suka berdiskusi tentang berbagai topik. mulai dari isu-isu terkini hingga pemikiran filosofis, karena saya percaya bahwa dialog yang konstruktif dapat membuka pikiran dan memperluas perspektif. Keterlibatan saya dalam organisasi kemahasiswaan juga menunjukkan komitmen saya untuk berkontribusi pada komunitas. Saya sering terlibat dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk membantu sesama dan memberikan dampak positif di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Konsep Diri dalam Pembentukan Karakter : Studi Kasus dan Refleksi Teori

20 Desember 2024   14:25 Diperbarui: 20 Desember 2024   13:20 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Dokumen Pribadi 

Depok, 12 Desember 2024 -- Dalam dunia pendidikan yang semakin kompetitif, konsep diri remaja menjadi faktor kunci dalam pembentukan karakter dan keberhasilan akademis. Kisah Irvan, ketua OSIS di SMAN 10 Depok, mencerminkan bagaimana konsep diri memengaruhi proses belajar dan pengembangan pribadi dalam menghadapi berbagai tantangan.

Konsep diri adalah cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Menurut psikolog, konsep diri yang positif dapat meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan ketahanan mental. Dalam konteks pendidikan, remaja dengan konsep diri yang baik lebih mampu menghadapi tantangan akademis dan sosial. Irvan, meskipun dikelilingi oleh dukungan keluarga dan teman-teman, menghadapi tantangan besar dalam belajar akibat tekanan akademis dan dinamika emosional.

Irvan terkadang mengalami kesulitan belajar yang signifikan karena hubungan emosional yang tidak stabil dengan pasangannya. "Kadang-kadang, saya merasa bingung karena perubahan emosi pasangan saya yang tiba-tiba." ungkap Irvan. Penelitian menunjukkan bahwa stres emosional dapat mengganggu konsentrasi dan motivasi belajar. Dalam situasi ini, konsep diri yang kuat menjadi penting untuk membantu remaja seperti Irvan mengelola emosi dan tetap fokus pada tujuan akademisnya.

Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting bagi Irvan. Orang tuanya selalu memberikan dorongan untuk tetap fokus pada pendidikan, sementara teman-temannya berusaha membantu dengan memberikan semangat dan saran untuk mengatasi stres. "Saya merasa beruntung memiliki orang-orang di sekitar saya yang mendukung." kata Irvan. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat meningkatkan konsep diri remaja, sehingga membantu mereka lebih mampu menghadapi tekanan.

Irvan perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi kesulitan belajarnya. Beberapa strategi yang bisa diterapkan meliputi, Komunikasi Terbuka, Irvan bisa berbicara secara terbuka dengan pasangannya mengenai perasaannya dan mencari solusi bersama. Manajemen waktu, Irvan mengatur jadwal harian agar bisa membagi waktu antara tanggung jawab sebagai ketua OSIS, belajar, dan waktu pribadi. Teknik Relaksasi, Irvan bisa mengadopsi teknik relaksasi seperti relaksasi atau olahraga untuk mengurangi stres, dan yang terakhir adalah Bimbingan Belajar, Irvan juga bisa mengikuti bimbingan belajar atau kelompok belajar untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran.

Kisah Irvan menggambarkan betapa pentingnya konsep diri dalam pembentukan karakter remaja. Remaja dengan konsep diri positif cenderung lebih resilient (tahan banting) dalam menghadapi tantangan hidup. Mereka memiliki kemampuan untuk mengevaluasi situasi secara objektif dan menemukan solusi yang tepat

Psikolog Dr. Sukron Ma'mun menekankan bahwa "Konsep diri bukan hanya tentang bagaimana kita melihat diri sendiri, tetapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita." Dalam hal ini, pengalaman Irvan menunjukkan bahwa meskipun ada banyak tekanan dari lingkungan akademis dan sosial, remaja masih memiliki kemampuan untuk berkembang jika mereka memiliki dukungan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun