Kenapa tarif angkutan umum baik bus, KA, hingga pesawat udara naik saat musim liburan terutama lebaran?
Bagi teori Ekonomi, permintaan meningkat bisa membuat harga naik. Memang benar saat lebaran permintaan meningkat.
Namun ada beberapa hal yang bisa menjelaskan kenapa harga tiket naik saat lebaran, diantaranya:
1. Biaya Operasi Meningkat
Kemacetan yang menggila saat lebaran tentunya menyebabkan biaya operasional angkutan naik. Waktu tempuh yang bertambah tentunya membuat biaya operasi meningkat, solar bertambah dan keausan suku cadang meningkat. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan penentuan tarif. Sebagai gambaran, rute Jakarta-Ponorogo saat hari non arus mudik ditempuh dalam waktu 17 jam. Namun saat arus mudik bisa 30 jam alias nyaris 2x lipat.
2. Saat Non Lebaran Okupansi RendahÂ
Tidak dapat dipungkiri saat lebaran merupakan saat perusahaan angkutan mendapat untung. Saya g punya data pasti, tapi secara kasat mata kita bisa lihat jumlah penumpang moda apapun saat hari biasa jauh g sebanyak saat lebaran. Maka saat lebaran dimanfaatkan perusahaan angkutan untuk mencari untung sebesar-besarnya . Buahnya? Beberapa bulan setelah lebaran biasanya ada bis baru yang dibeli PO.
3. Lemburan Petugas
Nah untuk point ini berlaku ga hanya di bus saja. Termasuk moda lain. Saat tanggal merah termasuk cuti bersama, perusahaan yang mempekerjakan pegawainya tentunya harus memberikan insentif berupa uang lembur. Itu sudah aturan ketenagakerjaan yang kalau dilanggar bisa-bisa perusahaan kena semprit regulator ketenagakerjaan. Jika kita lihat point 1, waktu tempuh tentunya berimplikasi dengan bayaran yang juga bertambah. Rata-rata PO membayar kru saat puncak mudik sebesar 3x lipat upah normal. Jumlah yang lebih besar diterima pegawai di pool baik tiketing maupun montir yang bisa dapat uang makan 10x lipat hari biasa.
Demikian tulisan saya ini, bukan sebagai pembelaan tarif naik. Melainkan mengajak pembaca berempati setelah mengetahui apa yang saya tulis diatas
Â