Selamat datang di dunia suporter, wahai suporter PS TNI (baca: tentara).
Inilah yang kata orang dunia rendahan, dunia yang gada duitnya namun menuntut suatu loyalitas.
Selamat merasakan menjadi suporter, pihak yang biasanya kaliana anggap binatang saat kalian "nge-pam" di stadion. Yang dengan seenaknya kalian suruh ini itu saat kalian sweeping, tanpa ada sapaan khas "manusia" dari kalian. Tak jarang 1-2 keplakan kalian berikan kepada kami tanpa salah yang jelas. Kami paham karena kalian memang mesin perang yang seharusnya memang garang, kalian di stadion pun karena polisi mungkin belum mampu mencukupi jumlah orang dalam pengamanan. Dan tanpa sadari, kalian "nge-pam" di stadion pun karena uang kami para suporter melalui tiket.
Selamat merasakan menjadi suporter, ketika di dalam stadion pun kalian tak jarang hanya menonton jika ada kerusuhan-kerusuhan yang menimpa kami. Hujan batu yang menghujam kami seringkali jadi tontonan tambahan kalian, selain menonton pertandingan sepakbola kami (di negara yang maju sepakbolanya, para petugas keamanan melihat ke arah suporter bukan ke arah lapangan).
Selamat merasakan menjadi suporter, dunia yang menuntut loyalitas. Mungkin kalian paham juga loyalitas, namun loyalitas kami tidak memiliki konsekuensi materi. Meski kecil, kami tahu loyalitas kalian diganjar uang gaji. Suporter? Kami tidak kenal bayaran, kamilah si pembayar. Meski kadang sudah dibayar pun kami masih merasakan diperlakukan seperti binatang oleh kalian.Â
Loyalitas tidak hanya soal uang, termasuk waktu pertandingan. Tidak jarang kami bolos sekolah/kuliah/kerja demi mendukung tim kesayangan kami. Kami paham kalian ada di stadion Gresik karena loyalitas terhadap kesatuan, meski kami yakin ga sedikit dari kalian menggerutu karena hari libur kalian terpangkas perintah untuk mendukung PS TNI (meski gratis karena tiket sudah di-drop dari kesatuan).
Selamat merasakan menjadi suporter, dunia yang menuntut kesabaran. Ya kesabaran jika ada ejekan suporter lain, dan juga kesabaran diperlakukan seperti binatang oleh kalian. Kami sudah biasa mendengar ejekan dari suporter lain, mau itu ejekan makian hingga kata-kata binatang pun pasti pernah diterima semua suporter. Mengamukah kami? Ya! Namun amukan kami tidak perlu sampai menghentikan pertandingan. Amukan kami pun pasti bisa dikendalikan kalian maupun polisi. Tapi kalau kalian mengamuk? Siapa yang bisa mengendalikan? Polisi? Mana berani mereka mengendalikan kalian.PM? bagaimanapun juga PM adalah sesama kalian. Perwira? Saya lihat banyak perwira sudah mencoba menenangkan kalian di Gresik tapi tak dihiraukan. Bahkan Pangdam V Brawijaya yang ikut hadir pun tidak kalian hormati melalui perilaku kalian.
Maka, jika kalian tidak sanggup untuk menjadi suporter saat mendukung PS TNI, lebih baik tidak usah jadi soporter. Pakai kembali pakaian dinas kalian, pindah tempat dari tribun ke sentelban. Kalian akan lebih berguna ketimbang menjadi hooligan baru di dunia sepakbola Indonesia.
Berubah, atau bubarkan PS TNI!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H