Sedangkan taksi ilegal online tidak ada zonasi. Penulis beberapa kali dapat Grab Car dengan nopol "F" (Bogor).
Zonasi ini pula yang menyebabkan pengguna Blue Bird App di Bogor tidak bakal mendapat taksi jika mereka order dari Kota Bogor, karena applikasi Blue Bird secara otomatis menolak order dari luar zonasi. Meskipun sebenarnya ada saja taksi mereka yang mangkal di Bogor Town Square. Ini bukan kelemahan applikasi, namun ketaatan aturan
3. Tidak Kena Pungli
Salah satu penyebab biaya tarif tinggi adalah banyaknya pungli. Pungli dari mulai yang dilakukan preman (saat mengangkut penumpang di jalan), oknum polisi, oknum Dishub, hingga oknum petinggi Polisi dan Dishub. Bukan rahasia semua perusahaan transportasi, termasuk taksi, diwajibkan menyetor uang koordinasi ke petinggi-petinggi tersebut. Jika tidak maka armadanya akan "diganggu", dicari-cari kesalahan hingga dikandangkan.
Taksi ilegal online tidak terlihat sebagai taksi/angkutan umum. Maka sulit untuk 'koruptor-koruptor' jalanan tersebut untuk menyasar taksi ilegal online.
Kesimpulan
Penulis melihat adanya keadaan anomie, yakni keadaan ketika hukum tidak ada di kasus ini. Padahal aturan sudah jelas mengatur tentang syarat-syarat angkutan umum
Penulis juga melihat adanya liberalisasi angkutan umum yang dipaksakan oleh pelaku usaha online, hal ini karena mereka seakan tidak peduli adanya aturan... Yang penting kami usahanya jalan.
Penumpang sendiri tidak bisa disalahkan, karena sebagai konsumen penumpang berhak memilih. Termasuk memilih yang lebih murah dan mudah.
Saran
Penulis memiliki saran yang mungkin bisa dipertimbangkan berbagai pihak.