Mohon tunggu...
Lukmawan Syamsul
Lukmawan Syamsul Mohon Tunggu... -

Pencinta keadilan,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Atas Prasasti Cinta

4 Maret 2014   01:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagi Venia, pantai pasir putih itu telah mengukir begitu banyak kenangan indah bersama Victor. Tapi kehadirannya dipantai itu bukan untuk mengingat masa lalu. Justru Venia datang untuk menghapus semua nostalgia.
Diantara keramaian pengunjung yang sedang menikmati matahari terbenam, Venia bergegas menyelinap, menyalip satu persatu orang-orang yang sedang menikmati sunset. Seperti tegesa-gesa ia berusaha mencari sesuatu, dibawah pohon Casuarina equisetifolia atau biasa disebut cemara udang yang hijau abadi. Matanya liar menyapu bebatuan yang tersusun alami diantara tumbuhan perdu dipinggir pantai.

Dibenaknya berusaha mengingat letak sesuatu benda yang dulu mereka ukir bersama. Kakinya melangkah menuju bongkahan batu sepemeluk orang dewasa yang dulu ada dipojok pantai, ia periksa permukan batu alam itu dengan seksama. Apa yang ia cari masih belum bertemu. Dengan langkah gontai ia terus berjalan menyusuri pasir putih, mencari sesuatu yang baginya mengusik perasaan. Sampai matahari memudar dikaki langit, Venia belum berhasil menemukan apa yang ia cari.

***

Keesokan hari ia kembali datang ke pantai, untuk mencari ulang prasasti itu dan tak satu bongkahpun yang luput dari pemeriksaannya. Anehnya benda yang dulu ada dan pernah ia pahat bersama sang kekasih, kini tidak ia temukan lagi. Dengan langkah lesu ia berjalan menuju sebuah bongkahan batu besar disebelah timur pantai. Untuk melepas lelah ia duduk diatasnya sambil menatap ke laut lepas. Matanya tak berkedip memandang riak gelombang yang kejar-kejaran pecah ditepi pantai.
Sesaat setelah matanya menatap laut biru, tiba-tiba dilayar otaknya berkelebat aneka peristiwa yang dulu pernah dia alami bersama Victor. Kenangan itu membuat ia tak mampu menghalangi kristal-kristal bening jatuh dari celah kelopak matanya.

Seperti baru terjadi kemaren, ia teringat semua kenangan indah itu. Betapa Victor yang dulu tak pernah menyakiti hatinya. Victor yang romantis pernuh perhatian dan menjadi satu-satunya orang yang paling mengerti akan dirinya. Kasih sayangnya luas seluas samudra. perilaku Victor yang santun membuat ia seakan tidak memercayai apa yang telah terjadi.
"Mengapa semua begitu cepat berubah?" Bisik hati Venia.
Peristiwa itu benar-benar membuat jiwanya terguncang. Venia benar-benar terpukul. Ketika mendengar berita tentang kekasihnya, ia tak bisa menahan emosi, semua kenangan tentang Victor telah ia singkirkan dari pandangan mata, supaya dia bisa menghilangkan semua nostalgia. Agar dia dapat melupakan orang yang benar-benar pernah ia cintai. Kini hanya tinggal satu aksara yang dulu mereka pahat bersama di batu itu yang belum berhasil ia temukan. 'Venia Love Victor' itulah seuntai kata yang terukir di batu alam yang dulu mereka harapkan bisa membuat cinta mereka abadi dibawah energi alam semesta.
Tapi peristiwa dua hari lalu telah membuyarkan semua harapan masa depan Venia. Ketika mendengar berita itu, pundaknya bagaikan ditindih beban berat yang tak mampu dia pikul. Memang sejak kejadian itu Venia belum pernah mendapat penjelasan apalagi dihubungi oleh Victor. Ketika Venia berusaha menghubungi HP nya yang biasa selalu aktif tiba-tiba tak bisa dihubungi. Berita sepihak telah membuat Venia tak mampu berpikir logis, kecuali mengikuti emosinya untuk membuang semua kenangan bersama Victor.
Betapa tidak, dunia seakan kiamat bagi Venia ketika mebaca dan melihat berita yang menjadi trending topik di media cetak maupun media elektronik: "beberapa anak muda telah digerebek oleh aparat penegak hukum, mereka diduga sedang melakukan pesta narkoba."

"Dalam penggerebekan tersebut, salah satu tersangka yang berinisial Vr diduga telah menggunakan narkoba bersama beberapa teman wanitanya," demikian berita TV yang dilihat Venia dengan jelas. Meski nama Victor disingkat dengan inisiall Vr tapi Venia mengenal dengan jelas wajah sang kekasih.
Yang membuat Venia panik, selama hampir 3 tahun jadian, Venia tidak pernah mendengar dan melihat Victor menggunakan barang terlarang itu. Apalagi isu memiliki teman wanita sebagaimana diberitakan oleh media masa. Hari-hari yang mereka jalani selalu penuh kebahagiaan tanpa sedikitpun dibumbui aroma negatif tentang narkoba, tentang selingkuh. Sekarang Venia benar-benar tak mampu berpikir jernih lagi, dadanya dipenuhi amarah. Hanya ada sedikit harapan yang tersisa, dia ingin segera mengklarifikasi masalah itu bila sudah diizinkan untuk bertemu Victor. Memang sampai sekarang Victor masih diperiksa secara intensif dan tidak boleh dikunjungi.
***
Siang itu ketika bel rumahnya berbunyi, Venia sendiri yang membukakan pintu. Diluar telah berdiri tukang antar surat. Setelah menandatangani tanda terima, jantung Venia berdetak kencang ketika mengetahui surat itu dari Victor.
Dengan hati-hati ia buka amplop warna putih itu:
Salam kerinduan untuk kekasihku Venia.
Honeyku terkasih,
Sebelum melanjutkan tulisan ini, izinkanlah aku yang menyayangimu memohonan maaf atas semua kejadian yang telah menimpaku.
Aku berharap engkau tabah dan tetap percaya kepadaku daripada meyakini berita sampah yang beredar tanpa konfirmasi itu.

Honey,
Maafkan aku karena baru sekarang bisa memberi kabar kepadamu, itupun hanya melalui surat.
Hal ini aku lakukan karena keadaan dan keterbatasan selama aku ditahan disuatu tempat.
Aku tidak bisa mengabarkan kepadamu selain melalui surat ini, karena semua alat komunikasi telah disita oleh mereka.

Honeyku Venia,,
Sesungguhnya cobaan datang tanpa izin, Cobaan juga tidak bisa memilih antara orang yang berbuat salah atau pun tidak, tapi yakinlah cobaan ini datang pasti ada hikmah besar disebaliknya.

Aku yakin kamu terluka, firasatku mengatakan sebelum surat ini sampai ketanganganmu engkau pasti akan lebih percaya pada berita yang beredar di media masa.
Melalui surat ini, aku yakinkan dirimu, bahwa orang yang sangat mencintaimu ini, tidak bersalah, hal itu terbukti setelah dilakukan serangkaian test, termasuk test urine.
Aku hanya apes dan berada di tempat dan waktu yang salah, perlu kamu ketahui bahwa saat aku mengatar teman dan segera akan keluar dari halaman rumah tersebut aku langsung ditangkap.
Padahal aku belum sempat memasuki rumah yang aku sendiri tidak mengenali pemiliknya. Perlu juga kamu pahami, teman yang aku antarkan itu adalah seorang laki-laki, bukan seorang wanita sebagaimana diberitakan.

Veniaku,
Yakinlah, aku hanya memiliki satu orang teman wanita yang aku kasihi yaitu kamu Venia.
Cintaku padamu tidak akan pernah pudar sebagaimana janji kita diatas 'Prasati Cinta' yang kita ukir diatas batu alam yang kita pahat bersama, sekarang batu itu tetap abadi selamanya.
Batu itu telah aku pindahkan ditaman belakang rumahku. Kita bisa melihatnya nanti setelah aku dibebaskan beberapa hari yang akan datang.
Untuk melepas rinduku padamu, aku tunggu kehadiranmu di alamat dibawah ini.
Salam sayang untukmu.
Dari kekasihmu Victor
Setelah membaca surat dari Victor, Venia meluapkan semua keharuannya dalam tangis yang meledak sambil meletakkan surat itu diatas dadanya. I hope you belong to me.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun