Mohon tunggu...
Lukmawan Syamsul
Lukmawan Syamsul Mohon Tunggu... -

Pencinta keadilan,

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Tenggelamnya Sebuah Negeri

2 Maret 2014   19:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu ketika di Negeri antah-berantah. Tepatnya di sebuah daerah penyamun, ada seorang penguasa hukum yang sangat populer di wilayah itu. Beliau berkunjung ke sebuah show room mobil mewah. Mobilnya antik-antik, sudah jelas mahal harganya, namanya juga Negeri antah berantah so pasti mobilnya aneh-aneh.

Setelah puas berkeliling melihat model-model mobil mutakhir keluaran terbaru, si penguasa hukum berniat membeli sebuah mobil tercanggih.
Kemudian beliau bertanya, "mobil warna biru ini berapa harganya?" Dengan berwibawa ia menunjuk sebuah mobil canggih, yang pintunya bisa buka tutup sendiri dengan hanya disentuh. Teknologinya mirip-mirip HP layar sentuh.

"Yang ini hanya 3 milyar pak, diskon 10 persen," Jawab si pemilik show room.
"Mahal sekali! Diskonnya bisa dinaikkan mejadi 50 persen gak?"
"Itu sudah harga spesial pak."
"Kita ini sama-sama pedagang, nanti jika anda beli produk saya, saya akan kasi diskon 50 persen kepada saudara," ucapnya mulai mengeluarkan jurus merayu.

Pemilik Show Room penasaran, "maaf pak, kalau boleh tahu, bapak dagang apa?"
Orang itu tidak langsung menjawab. Dari sinar wajahnya terpancar kharisma yang mengagumkan. Dia berkeliling diseputaran mobil. Sejurus kemudian terdengar suara baritonnya.
"Saya Hakim di pengadilan kota ini," jawab dia kemudian. "Nanti kalau saudara ada perkara, saya akan kasih diskon spesial 50 persen buat anda," tegas orang itu lagi.
Si pemilik show room langsung teringat perkara kredit macetnya yang akan segera didaftarkan di Pengadilan Negeri Republik Penyamun.
"kalau begitu, baiklah pak, saya akan kasi diskon khusus 50 persen buat bapak. Dengan syarat jangan kasi tahu siapa-siapa. Terus bapak janji ya? nanti kasi juga saya diskon bagus bila saya membeli produk bapak," bisik pemilik Show Room.

"Baik, nanti saya akan kasi diskon super bagus buat anda," janji si hakim.
Akhirnya Hakim itu jadi membeli sebuah mobil mewah dengan harga diskon khusus dari pemilik Show Room.
***
Tidak lama berselang perkara kredit macet si pemilik show room bergulir di pengadilan. Kebetulan ketua majelis hakimnya adalah si hakim pembeli mobil. Ketika sudah mendekati masa putusan, si pemilik show room secara sembunyi-sembunyi menemui si Hakim.
"Pak hakim, sesuai perjanjian kita dulu, saya mohon bantuan bapak untuk dapat memberi saya diskon spesial produk bapak," ujar si pemilik show room menagih janji si hakim.
Sambil menggaruk-garukkan kepalanya si hakim berujar, "waduh, perkara anda ini berat, ancaman hukumannya 10 tahun penjara, dan tergolong perkara mewah," jawab si Hakim tanpa ekspresi.
"Kenapa bisa begitu pak Hakim?"
"Karena anda pemilik show room mobil mewah bukan? jadi perkaranya beradaptasi sesuai pekara," jawab si Hakim sekenanya.
"Kalau begitu saya minta diskon 90 persen saja pak Hakim."
"Mana bisa, dulu anda kasi saya diskon cuma 50 persen."
Pemilik Show Room berpikir sejenak, "kalau begitu, besok saya kembalikan lagi sisa diskon yang 40% untuk pak hakim, tapi tolong beri saya diskon 90%," rayu si pemilik Show Room.
Akhirnya mendengar ucapan itu si Hakim setuju, dan menerima kembali sisa uang 40% dari harga pembelian mobil mewahnya dulu.
Dalam persidangan, sang hakim melaksakan komitmen. Lalu memutuskan si pemilik show room mendapat diskon hukuman 90 persen dari 10 tahun tuntutan jaksa. Walhasil ia hanya di vonis 1 tahun penjara.

Si pemilik show room sangat gembira.
Namun, sesaat kemudian si Hakim baru teringat bahwa harga putusan belum disepakati. Dia terpukau oleh pengembalian uang 40 persen dari sisa diskon yang diserahkan pemilik Show Room. Buru-buru si hakim mengirim utusan untuk menjumpai si pemilik show room.

Akhirnya mereka bertemu sembunyi-sembuny lagi, "saya lupa harga putusan belum ditentukan," ucap hakim membuka bicara.
"Kan sudah saya bayar dengan diskon pembelian mobil 90 persen itu pak hakim? pertama saat pak hakim membeli mobil diskon 50%, kedua: semalam sebelum pak hakim mengetuk palu saya setor lagi 40% kan?"
"Oh, mana bisa! itu kan harga diskon mobil yang saya beli, tapi harga putusan perkara ini lain lagi dan belum saudara bayar."
Tidak mau rugi, pemilik Show Room berusaha menjelaskan kepada Hakim, "dengan diskon mobil yang pak hakim terima itu, saya sudah rugi 2,7 M. Sebab harga modal mobil itu 300 juta, harga jual 3 M kan? Jadi selisihnya 2,7 M, nah itulah nilai keuntungan saya yang terpaksa saya setor ke pak hakim. Jadi impas dong. Terus pak hakim kan diskon putusan buat saya 90 persen, kemudian saya juga kasi diskon mobil pada pak hakim 90 persen. ADIL kan? Itulah harga KEADILAN," ucap si pemilik show room. "Lagian pula produk pak hakim kan cuma palu doang, itupun palunya tidak diserahkan kepada saya sebagai pembeli, apalagi palunya pun sudah tidak bagus-bagus amat." Sindir si pemilik Show Room.

Hakim itu marah besar, "dasar manusia tidak tahu membalas budi," bentaknya.
Pemilik Show Room diam saja. Kemudian, "deal kan pak hakim?" Ucapnya sambil mengulurkan tangan ingin bersalamaman."

Si Hakim menepis tangan itu sambil merengut. "???!$"@???!! !@@@gbsdgmrdta!!!!! "

"Hayooo siapa yang pintar,,???" kwakak kak kwakak kak,, si pemilik show room ketawa ngakak dalam hati.
Di akhir alkisah, Negeri antah-berantah tersebut hilang dari peredarannya dari muka bumi, hancur tenggelam dilanda aneka bencana: gelombang tsunami, gempa dahsyat, gunung meletus, lumpur mendidih, badai angin, banjir bandang, tanah longsor dan sebagainya. Itulah sebuah bentuk laknat dari Tuhan akibat ulah manusia-manusia munafik, yang memperjualbelikan hukum demi kepentingan pribadi. Juga banyak pejabat-pejabat yang pandainya beretorika kemudian hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Tidak perduli lagi dengan rasa keadilan yang sudah mati. Yang salah dibuat benar, yang benar dibikin salah.
Kini Negeri Antah-Berantah itu hanya tinggal kenangan.
Subhanallah: Mahasuci Allah dari keburukan demikian. Nauzu billahi min zalik: Kami berlindung kepada Allah dari perkara tersebut, semoga jangan menimpa kami.[]

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun