Mohon tunggu...
Lukman setiawan
Lukman setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Abstrak

Tulisan itu dibuat dengan kasih sayang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Lirih

9 Februari 2021   22:31 Diperbarui: 26 Februari 2024   08:13 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diujung senja lirihan-lirihan kalam ilahi tlah terbentuk sudah.
Kau tau nona, apa yang sedang dilalukan para penyair ketika jatuh cinta.
Diriku terbelenggu oleh cinta kepada tuhanku, untuk memohon

Derasnya asmara jatuh kepadaku.
Sepertinya dirimu tlah lupa hingga menaburkan melati cinta dalam

Puing-puing asmara sepanjang hidupku.
Kau tau nona, disini para penyair berjuang untuk pengabdian yang tak tau cintanya terbuang.

Tuanglah setenggu anggur asmara agar aku bisa menikmati anugerah cinta yang tuhan berikan kepadamu.

Suguhkan aku cinta dirimu sebagai pengabdian setiaku nona.

Kau tau nona, aku tak ingin suatu pengabdianku berujung pupus

sudah, aku ingin pengabdianku terbalas seperti halnya diriku mencintaimu

dalam asmara tuhan.
Diujung senja ini nuansaku tentang apa arti cinta dan pengabdian

Kepadamu seperti cintaku pada tuhan yang terpikat dalam kalam ilahi.

Denmanz-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun