Mohon tunggu...
Lukman Bin Saleh
Lukman Bin Saleh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru Madrasah Aliyah NW Sambelia- Lombok Timur FB:www.facebook.com/lukmanhadi.binsaleh

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tunggulah Dahlan Iskan 20% Rakyat Indonesia

23 Agustus 2014   12:56 Diperbarui: 4 April 2017   16:47 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408747504761176369

[caption id="attachment_320550" align="alignleft" width="300" caption="Kaliandra merah"][/caption]

Akhirnya Dahlan Iskan mengerahkan kekuatan Jawa Pos Grup yang tersebar dari Sabang sampai Marauke untuk mewujudkan mimpinya. Mimpi menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pelosok sekaligus mengakhiri kegelapan mereka selama ini: hidup tanpa listrik.

Saat konvensi kita mendengar Dahlan Iskan memaparkan visi-misinya tentang PLN baru. PLN baru berbasis biomassa khusus untuk daerah pelosok. Dahlan Iskan sendiri mengatakan, PLN yang sekarang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan listrik seluruh Indonesia. Dia sudah menjadi Dirut PLN, dia tahu batas kemampuan PLN.

Itu jika dia berhasil menjadi presiden. Tapi jika tidak? Dahlan Iskan akan tetap mewujudkan semuanya, dengan atau tanpa PLN.

Cita-citanya itu diwujudkan melalui gerakan sosiopreneur. Gerakan bisnis dan sosial sekaligus. Khususnya dengan membangun pembangkit listrik  berbasis biomassa. Mengingat begitu banyaknya daerah pelosok yang miskin dan belum terjamah listrik.

Masyarakat diminta menanam tanaman yang sangat cepat pertumbuhannya. Selanjutnya dibeli untuk dijadikan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM). Masyarakat mendapat pekerjaan dan listrik sekaligus.

Belakangan ini kita mendengar desas-desus berkumpulnya petinggi Jawa Pos grup se-Indonesia di Jakarta.  Melakukan konsolidasi untuk mewujudkan cita-cita Dahlan Iskan itu.

Hasilnya, beberapa hari yang lalu saya membaca berita di harian Lombok Post. Khusus di wilayah NTB, Lombok Post tahun ini akan pengembangan kaliandra merah untuk menyokong rencana besar tersebut. Lombok Post akan bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah daerah. Di Sumbawa sudah ada lahan 400 hektar, begitu juga di Bima. Kaliandra sendiri memerlukan lahan minimal 200 hektar dalam satu wilayah.  Selanjutnya Lombok Post akan membangun pabrik pelet dan PLTMB.

Kaliandra merah adalah tanaman perintis yang mudah dan cepat tumbuh di lahan miskin hara, miskin air, dan bisa menyuburkan tanah. Bisa ditanam di sela-sela pohon lainnya, seperti pohon jati dan sengon. Laju pertumbuhannya sangat fantastis dengan berat jenis lebih tinggi, yang mengakibatkan kadar abunya lebih rendah dibanding tumbuhan “kilat” lainnya. Biarpun pohonnya dipotong, asal disisakan sedikit, tiga bulan lagi tunas yang tumbuh sudah besar dan siap ditebang dan dijual lagi.

Serbuk kayu inilah yang ternyata merupakan bahan baku terbaik untuk pelet kayu. Pelet kayu adalah bahan bakar berbasis biomassa yang lebih ramah lingkungan dari batu bara. Karena emisi CO2 yang dikeluarkan sangat rendah dan dapat diabaikan atau disebut carbon neutral.

Dulu tumbuhan ini tidak berarti apa-apa. Kayunya dibuang, hanya daunnya menjadi makanan ternak. Kini kaliandra merah menjadi pundi-pundi uang. Seperti yang terjadi di kecamatan Geger, Bangkalan-Madura.

Ratusan petani di desa Kombangan, Geger dan Togubang menanam kaliandra merah di hutan rakyat Gerbang Lestari, yang luasnya mencapai 214 hektar dan disebut kebun energi. Pabrik pelet kayu dibangun. Permintaan dari dalam dan luar negeri berdatangan secara fantastis. Pabrik di tengah hutan rakyat dengan kapasitas 9 ton perhari itupun kewalahan. Tidak semua permintaan dapat dipenuhi.  Korea Selatan saja memesan 300 ton pelet kayu per bulan.

Kaliandra merah juga meningkatkan tutupan lahan pada areal kritis dan mengurangi emisi lewat penyerapan karbon, serta mampu meningkatkan ekonomi warga.

Nilai ekonomi bukan saja dari kayunya yang seharga 550 ribu rupiah per satu setengah ton, atau 1,4 juta sampai 2,5 juta rupiah perton jika sudah menjadi pelet. Tapi masyarakat Geger memanfaatkan daun kaliandra untuk makanan ternak dan usaha lebah madu. Karena tumbuhan ini juga memiliki bunga sebagai sumber makanan lebah.

Bayangkan saja. Kalau tiap desa dan pulau terpencil punya industri pelet kayu kaliandra merah untuk listrik, memasak, dan lainnya. Maka 20% masyarakat indonesia yang selama ini belum terjamah oleh PLN akan terang benderang. Jutaan lapangan kerja tercipta, sekaligus menyelamatkan lingkungan dari kekeringan dan polusi energi fosil.

Inilah yang sedang diwujudkan Dahlan Iskan sekarang ini. Dengan gerakan sosiopreneur. Serentak di seluruh nusantara bersama Jawa Pos Grup.

Mungkin Dahlan Iskan dengan Jawa Pos-nya tidak akan mampu mengcover semuanya. Tapi dengan kekuatan finansial dan jaringan yang dimiliki, kita berharap apa yang dilakukan itu akan menjadi gerakan nasional.

Banyak daerah berbondong-bondong menanam kaliandra atau tumbuhan lainnya seperti masyarakat Madura. Banyak investor berlomba-lomba membangun pembangkit listrik berbasis biomassa seperti Jawa Pos Grup. “Pemerintah baru” tidak mau ketinggalan mengambil peran.

Maka berakhirlah gegelapan bagi 20% rakyat Indonesia. Terciptalah jutaan lapangan kerja. Indonesia semakin hijau dan punya harapan memperlonggar jeratan BBM impor. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun