H
[caption id="attachment_348080" align="alignnone" width="700" caption="Salah satu gambar yang beredar di Medsos"][/caption]
Heboh atas pernyataan kontroversial Menkopolhukam, Tedjo Edhy Purdijanto beberapa hari belakangan mengingatkan saya pada cerita Alm. Zainuddin MZ pada salah satu ceramahnya.
Dikisahkan ada tiga orang yang sedang sholat berjamaah. Tiba-tiba seekor tikus lewat. Salah satu dari mereka nyeletuk. Ups... ada tikus lewat. Yang di sebelahnya menegur, eh tidak boleh ngomong jika sedang sholat. Satunya lagi bilang, untung saya tidak ngomong.
Demikianlah akhirnya ketiga-tiganya berbicara saat sholat. Kisah yang sederhana, konyol, dan menggelitik. Tapi sesungguhnya penuh pembelajaran jika kita mau merenungkan.
Termasuk bagi menteri Tedjo yang dengan percaya diri memberikan nasehat kepada KPK: “Jangan membakar-bakar massa, mengajak rakyat... Itu pernyataan sikap yang kekanak-kanakan... Dia akan didukung, konstitusi mendukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu...”
Dampaknya luar biasa. ‘Nasehat’ Menteri Tedjo inilah yang membakar emosi rakyat. Mengatakan pimpinan KPK kekanak-kanakan, rakyat pendukung KPK adalah rakyat tidak jelas. Nama Tedjo tiba-tiba tenar, mendapat kritik pedas dari berbagai kalangan. Dari kalangan profesional sampai masyarakat luas. Dari dunia nyata sampai dunia maya. Memuncaki terending topic di jejaring sosial Twitter.
Duuh pak menteri. Massa tambah terbakar tuh. Giaman nih? Yang melarang dan dilarang sama-sama heboh deh jadinya. Hehe...***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H