Mohon tunggu...
LUKMANUL HAKIM
LUKMANUL HAKIM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Membaca tidak hanya terhadap buku, tapi bacalah terhadap alam yang terbentang luas.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kutukan

28 Mei 2024   16:46 Diperbarui: 28 Mei 2024   16:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bergemanya ruangan diikuti dengan sura jeritan sang penderita yang meraung-raung tak karuan. Para tabib serta pelayan istana menampakkan wajah khawatir di depan pintu kamar sang penderita. Tak tahan dengan rasa iba akan jeritan dan raungan tersebut.

"Hamba tak bisa terus-menerus mendengarkan semua ini, beliau sungguh kesakitan."

"Saya hanya bisa berdo'a agar beliau dipermudahkan pengobatannya."

"Mau bagaimana lagi? Ia sudah merasakan sakit yang begitu pedih sejak beberapa waktu silam." ujar para pelayan yang khawatir akan keselamatan salah satu anggota kerajaan, bagaimana pun mereka cukup terganggu dengan teriakan itu. Bahkan tak sedikit orang yang mengundurkan diri karena t ak tahan mendengar raungan yang keluar dari salah satu kamar itu.

menelusuri lorong demi lorong, seorang penjaga sedang bertugas berpatroli untuk memastikan bahwa kawasan istana dalam kondisi aman. Sampailah dia di sudut lorong, saat yang bersamaan beberapa pelayan dan satu tabib sedang berkumpul di depan pintu besar, kamar seorang putri kerajaan yang masih saja berteriak kesakitan.

"Apa yang sedang kalian cemaskan?" salah satu pelayan yang rambutnya diikat satu berbentuk ekor kuda itu melirik ke arahnya, lalu menundukkan kepalanya lagi.

"Matahari kerajaan sedang tidak bersinar saat ini," ucapnya dengan nada sedih.

Mendengar hal itu, ia langsung paham apa yang terjadi. Melirik ke arah yang berlawanan, seorang tabib masih memegang racikan obatnya itu masih berdiam diri.

"Apa Tuan sudah melihat kondisi dan keadaan sang Putri?" tanya penjaga itu sembari melirik ke arah yang lain, menatap banyak sekali wajah khawatir, cemas, sedih dan takut. Bahkan sang tabib pun juga demikian, memang apa yang sebenarnya Tuan Putri alami? Ia hanya mendengar teriakan dari dalam kamar.

"Saya belum tahu pasti, saat membuka pintu kamar, Tuan Putri langsung histeris sambil melemparkan barangnya dan hampir mengenai saya," ujar sang Tabib.

Sang penjaga merasa tak percaya akan apa yang saat ini sedang terjadi, ia berjalan ke arah pintu kamar Tuan Putri, ia membuka sedikit pintu itu, melihat ke dalam dengan mata yang menyipit. Matanya seketika melotot, seolah tak percaya apa yang ia lihat di dalam kamar Tuan Putri. Para Tabib dan beberapa orang pelayan keheranan melihat reaksi sang penjaga. Salah satu pelayan akhirnya mendekat ke arah penjaga itu dan bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun