Era tahun 90’an Indonesia banyak melahirkan putra-putri bangsa dari latar belakang ,suku,agama,yang berbeda-beda, Naluri “APATIS” berperan demi memuluskan putra dan putri mereka untuk dapat dibanggakan duduk disalah satu kursi PNS, yah…bukan suatu yang labil jika sifat dehumanisme berperan lebih obyektif merasuki orang tua yang ingin melihat anaknya berhasil,sawah terjual,tanah dilepas,tabungan ludes,rumah digadai demi sebuah keberhasilan yang menciptakan BOMERANG yang berputar tak ada habisnya, itulah dendam materi….yang ditanam jauh kedalam otak seperti DOKTRIN “kebenaran”keluar dari mulut orang tua yang mengharuskan anaknya SUKSES “kami telah berkorban banyak untuk kamu anakku dan selayaknya mendapat balasan yang setimpal” mungkin kata ini yang banyak tersirat dari mulut mereka, yang mencetak “Doktrin balas budi” ataukah penyakit masyarakat yang dikenal sebagai patologi sosial…..!!
Bukan hal yang tabu jika para apatur Negara kita menciptakan “siklus Rantai makanan” baik itu dibidang pemerintahan,Kesehatan,Peradilan,HUKUM,Birokrasi,TNI/POLRI dll , telah tercipta lubang “HITAM” yang terus menerus menelan korban dari “BUDAYA” dendam materi yang telah ditanam jauh sebelum mereka sukses….lantas apa yang terjadi dan akibatnya….:
1.)Budaya “balik modal “ yaitu suatu upaya yang terkonsentrasi untuk mengembalikan pengorbanan dari orang tua mereka dalam betuk materi :
akibat = kinerja yang bercabang (penghasilan terselubung) melahirkan pebisnis baru dalam lingkup kerja mereka dimana tanggung jawabnya pad tugas yang di emban tidak maksimal.
2.)Budaya “Cari untung” yaitu suatu upaya setelah fase pengembalian modal tercapai maka hitungan ini akan merasuki para pekerja/pegawai dinegri dimana ia akan melakukan segala hal yang bersifat PRAGMATIS dan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan,kepatutan,dan aturan-aturan yg ada akan dikaburkan :
akibat = 1.melahirkan pergolakan batin antara tanggung jawabnya sebagai karyawan dan sebagai manusia yang belum merasakan kebahagiaan materi, dapat memicu perbuatan negatif yang sangat merugikan (akar dari KKN),2 . pendapatan NON JOB berupa fee,gratifikasi,sogok,coangan dll
3).“Tabungan masa depan” adalah suatu upaya “penDOKTRIAN”seperti yg mereka dapatkan dahulu kepada anak-anaknya akan ditularkan dengan embel-embel yang lebih fasih,(HUKUM MATA RANTAI) bahwa sebagai orang tua ia rela merongoh kocek setebal-tebalnya demi anaknya agar dapat duduk dibangku atau bekerja sekolah/ UNIVERITAS/instasi ternama demi keberhasilan walaupun tanpa keahlian :
akibat : melahirkan pekerja NOL besar dan tak tau apa2 sering kita jumpai diberbagai instansi pemerintah, lantas penggelebungan karyawan meledak beban APBN meningkat, TIM AHLI pun dibuat untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas, akibat ketidak berdayaan karyawan menghadapi perkembagan pengetahuan dan tehnologi,........sungguh suatu IRONI yang memilukan dan memalukan...... inilah wajah negri kita…..!!!!
Salam moga berharga
Lukmanul hakim
Sosiolog From UNSA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H