Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan,menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat di sangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup dan terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai dan berpencar ke arah yg mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana,menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin,dan menciut di cengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup ! Ingin merasakan sari pati hidup. http://www.bisnisspeed.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ruko Vs Minimarket "di Lautan Kapitalisme...."

30 Mei 2013   20:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:47 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruko lagi ruko lagi......sepanjang kota daeng ini hingga perbatasan kota maros pemandangan ruko sudah menjadi pengganti  "lahan hijau" yang ada dipelosok dan jengkal tanah makassar, ditambah riuh dan semaraknya mini market yg tidak mengindahkan aturan antara jarak pasar tradisional harus 500 meter dari bagunannya dan anehnya lagi mini market ini....saling berhadapan saling berdempetan namun berbeda "logo"...pedagang2 gerobak.....toko2 kecil dalam gang dan lorong2 dimakassar seakan tidak mampu bersaing hanya berlandas kan sepotomg ayat pembangkit libido bisnis yaitu "Tuhan telah menetapkan rezki hambanya masing2"....

13699200572107722388
13699200572107722388
kembali ke ruko....bukan ke laptop yah....hehe...saya tertarik mengejar berita tentang bisnis properti ini bukan karna mau bergelut juga namun saya hanya ingin tahu siapa sih "pemilik" ruko-ruko ini..tanya sana sini...eh...penjual ikan bakar yg ngikut KPR dari ruko ini bilang bahwa dia etnik TIONGHOA yg punya SPBU...punya DEALER mobil dan motor terus ada beberapa asetnya diberbagai mini market.....aku terbelalak...WOW...setelah ia menyebut nama pemilik dari semua bisnis besar yg ada dimakassar.....tak heran hanya butuh 1 minggu, untuk  1 minimarket telah siap pakai ...inikah kapitalisme 'KEBABLASAN'.... "Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. secara ekonomi pertumbuhan ekonomi properti dan persaingan usaha telah diatur pemerintah melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999  tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebagai sebuah lembaga penegakan hukum (persaingan) independen di luar pengadilan lahir untuk menjawab amanat UU No.5/1999. lantas kemanakah arah monopoli dan kapitalisme ini....jawabnya pasti pemerintah dan sektor perbankkan tahu yaitu....IZIN pendirian dan Kredit anak "emas"....inilah yang akan menjadi jurang kesenjangan sosial semakin terasa bagi putra daerah...dan kecemburuan sosial masih jauh terpendam bagi putra2 daerah yg lambat mengantisipasi akan terpinggirkan dan menjual asetnya ke para cukong tanah...lalu menyendiri keperumahan-perumahan 3S "siap banjir, siap kumuh, siap digusur..... mengapa ada pembiaran dari pemerintah setempat,.. tentang regulasi Ruko dan minimarket..? 1 aja jawabannya yaitu karna mereka berani bayar....bukankah "barometer dari pemerintahan terbaik yaitu berdasar pada "nominal pajak"....ah,... salah satu lorong dan gang sempit dimakassar disekitar jalan irian yg kini jl.dr wahidin sudiro husodo penduduk aslinya entah mengungsi kemana...kini dihuni 90% etnik tionghoa yang pagar rumahnya setingggi pohon asam ditamah gongongan si "thomas"....memecah keheningan malam..disudut masih ada bangunan tua yang bersikeras tidak mau menjual rumahnya...dan bapak inilah bercerita panjang lebar ketika ditahun 80-an suara Tadarrusan dan Qasidah...anak2 sini begitu mengalun lembut....matahari menerpa celah rumah kami pemandangan  ke angkasa begitu luas namun sekarang....dinding beton tak "bertuan'...menemani kami disini setiap mlm... Ruko itu telah lumutan tidak ada yg berani menyewa atau mengKPR kannya kenapa...ia bersengketa dengan lahan TNI....hah....itulah kabar beberapa petak ruko sepanjang perintis kemerdekaan...bahkan lahan TNI pun mau di embat....andaikan itu lahan rakyat jelata...sdh barang tentu telah tergusur ..... inilh realita ruko dan minimarket yang monodong secara kapitalisme tanpa kenal ampun...anda tak ikut arus dan lahan anda terhitung lahan layak 'bisnis"....tunggu aja pemilik gelap akan ada datang dengan sejumlah surat2 berharga yg telah siap menampar anda.....! salam silahkan komentar anda....!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun